vrijdag 24 augustus 2012

Ramadhankoe : Ini Ramadhan keempat (3)

Takziah dan Membantu Merawat Jenazah

Kematian adalah nasehat yang paling ampuh bagi kita. Nasehat agar terus memanfaatkan nikmat umur yang telah Allah berikan. Kabar duka kali ini datang dari salah satu keluarga Indonesia yang sudah tinggal bertahun-tahun di Belgia. Seorang ibu yang sudah berusia lebih dari 80 tahun, meninggal dunia di rumah sakit di Leuven. Saya baca berita duka ini dari wall FB KPMI. Tak lama kemudian, suamiku nelpon. Ternyata ia dikontak oleh pihak KBRI (mewakili keluarga yang berduka). Mereka butuh bantuan tenaga untuk merawat jenazahnya, begitu juga kelengkapannya. Selain itu juga belum ada kepastian tentang bagaimana merawat jenazahnya nanti. Insya Allah saya bersedia membantu untuk merawat jenazah, kebetulan ada sedikit ilmu dan sedikit pengalaman. Tinggal kemudian, saya kontak ibu-ibu yg lain. Alhamdulillah suami juga berhasil menghubungi masjid Al Ihsaan di leuven. Mereka akan membantu menyediakan kain kafan. Hmm...kalau seperti ini, saya jadi terbayang negeri tercinta. Seandainya kejadian ini terjadi di sana. Pasti tetangga kanan-kiri, sodara sekampung pun bergotong-royong untuk meringankan beban tanpa diminta. Belum lagi kelengkapan untuk merawat jenazah juga mudah didapatkan.

Tak lama kemudian, saya dikontak lagi bahwa kita diijinkan untuk memandikan jenazah di rumah sakit. Syukurlah kalau bisa dirawat di rumah sakit, meski agak panik karena kelengkapan belum tersedia semuanya. Nggak lama kemudian....kriiing. HPku berbunyi. O...dari salah satu ibu-ibu yang merupakan teman dekat dengan keluarga almarhum. Saya dikabari kalau ternyata jenazah tidak bisa dimandikan di rumah sakit, besok siang baru akan dibawa ke tempat khusus di Zaventem. Setelah mendapat kabar itu, saya dan suami tetap memutuskan untuk berangkat ke rumah sakit untuk bertakziah dan bertemu dengan keluarga yang berduka. Di rumah sakit, setelah bertemu keluarga, kami menyempatkan diri membicarakan persiapan perawatan jenazah esok hari. Mulai dari kain kafan, kapas, kapur barus, sabun dan wewangian non alkohol, gunting, gayung, sisir, sarung tangan, kain waslap dan kain panjang. Alhamdulillah semua kelengkapan sudah terpenuhi, tinggal kita baca-baca lagi aturan dan tata cara memandikan dan mengkafani jenazahnya. Alhamdulillah pelajaran yang disampaikan oleh pak Junaidi dan Bu Mukarromah, guru Agama SMA ku masih kuingat dengan baik, apalagi sempat diminta membantu adik-adik kelas untuk ikut mengajarkan tata cara merawat jenazah dalam Islam. Meski juga jadi terbayang kembali kejadian 5 tahun yang lalu, saat saya mempraktekkan langsung ilmu yang didapat, yaitu merawat jenazah almarhumah nenek tercinta.

Keesokan harinya, tepat jam satu siang, saya dan beberapa ibu-ibu yang akan merawat jenazah sudah berada di lokasi. Sambil menunggu keluarga datang, kami membaca al Qur'an bersama. Setelah selesai, dimulai-lah prosesi memandikan dan mengkafani jenazah. Alhamdulillah sebelum prosesi diawali, Pak Umar, salah seorang ustadz kami, memberikan sedikit penjelasan terkait tata cara merawat jenazah.

Sekitar sejam waktu yang dibutuhkan oleh saya dan 4 org ibu-ibu untuk memandikan dan mengkafani jenazah. Setelah selesai dikafani, jenazah diletakkan di ruang tengah dan kemudian disholati oleh beberapa tamu yang hadir. Alhamdulillah, tertunaikan sudah kewajiban kami sebagai sesama muslim, tinggal menguburkan. Akan tetapi, jenazah ini lusa akan diterbangkan ke Indonesia dan akan dimakamkan di Tanah Kusir, jakarta.

Allohummaghfirlaha warhamha wa'afihi wa' fu 'anha
Allohumma laa tahrimna ajroha walaa taftinna ba'daha waghfirlana walaha
Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapat kesabaran dan kekuatan
Semoga kematian ini menjadi pelajaran juga buat kita semua

Membuat Kue Lebaran

Lebaran kali ini agak istimewa. Saya bersama temen-temen yang lain berencana membuat kue lebaran bersama. Asyiiiiiknyaaa.... kita akan praktek bikin kue nastar dan choco cookies. Bertempat di salah satu rumah teman, mbak Dekta, kita masak-masak bareng.. seruuu deh. Cuma, ga ada sesi icip-icip, maklum kan lagi puasa...hehe. Kalau ingin tahu resepnya, silakan lihat di  resep choco chips dan resep nastar.

Menjemput Lailatul Qadar 

Seperti yang sudah semapat saya ceritakan di awal, bahwa saya punya satu keinginan di Ramadhan ini. Saya ingin mengobati kerinduan saya untuk melaksanakan i'tikaf. Sudah empat Ramadhan, selama saya tinggal di Belgia, belum pernah saya i'tikaf bersama saat Ramadhan. Sediiih deh... Alhamdulillah, Allah mendengar do'a saya. Melalui salah seorang teman, saya mendapat informasi bahwa ada sebuah masjid di Leuven yang menyelenggarakan acara i'tikaf untuk muslimah. Meski hanya semalam, yaitu malam tanggal 27 Ramadhan, saya udah sangat bersyukur. Alhamdulillah, sesuatu bangeet!

Hari itu, setelah berbuka, sholat maghrib dan  menyiapkan bekal untuk sahur dan membawa perlengkapan seperlunya, saya dan suami menggowes sepeda menuju masjid Al Ihsaan.  Kurang dari 30 menit, kami sampai di lokasi. Saya pun langsung menuju lantai atas tempat untuk muslimah. Subhanalloh...meski jam masih menunjukkan jam 22.30, masjid sudah ramai. Parkiran mobil sudah penuh. Jama'ah sudah berkumpul untuk mendengarkan tausyiah dari seorang ulama'. Sayangnya, ceramahnya dalam bahasa Barbar, maklum ini adalah salah satu masjid orang Maroko yang ada di kota kami. Setelah itu baru, diterjemahkan dalam bahasa belanda. Alhamdulillah...jadi rada ngerti lah. Intinya, beliau mengingatkan tentang keutamaan malam Lailatul Qadar. Sampai-sampai mereka mengadakan i'tikaf ini dengan nama "Lailatul Qadar". Sebagian ulama memang ada yang berkeyakinan bahwa lailatul Qadar jatuh di malam ke 27, meski sebagian hadits juga menyebutkan bahwa kita dianjurkan untuk "berburu" di 10 hari terakhir.

Setelah tiba waktu sholat isya, kami sholat berjama'ah dan disambung dengan sholat tarawih. Setelah berdzikir, saya melihat bahwa jama'ah sholat muslimah yang berjumlah lebih dari seratus orang itu mulai berkemas dan menuju bagian belakang. Di bagian belakang tempat sholat ini terdapat meja-meja bundar yang dikelilingi sekitar 8 kursi. Saya yang baru pertama kalinya mengikuti acara ini pun ikut-ikutan. Saya kira mungkin mereka akan tilawah atau mengadakan diskusi-diskusi kecil di meja-meja itu. Saya pun melempar pandangan, mencari sosok yang kukenal. Akhirnya saya menemukan salah satu sosok yang kukenal, Hanifa namanya. Nu is het vrijtijd voor ons? (Apakah sekarang ini adalah waktu bebas untuk kita?) Dia menggelengkan kepala sambil tersenyum, "Nee, we gaan samen eten" Saya pun mengerutkan kening, gaan we samen eten? echt? Saya melirik jam di HP, dan menunjukkan pukul 00.00 CET. Kita berarti akan makan di tengah malam...waah, mantaaps! Bisa sukses nih program penggemukan badan...hehe. Karena belum ada tanda-tanda makanan terhidang, baru roti-roti dan minuman yang dibagikan. Saya mengambil mushaf dari tas, kemudian tilawah. Kebetulan kursi di samping kanan kiri saya juga masih kosong, orang-orang yang ada di meja saya pun tidak ada yang saya kenal dan asyik berbicara sendiri.

Sekitar sepuluh menit saya tilawah, kemudian ada ibu-ibu yang duduk di sebelah saya beserta anak lelakinya yang mungkin berusia 3 tahunan. Akhirnya, saya pun memilih "bersosialisasi". Sebenernya sih karena ada satu hal yang ingin saya tanyakan. Setelah berkenalan, bermain-main dengan anak lelaki yang cakep dan sangat aktif itu, saya pun bertanya apakah makan setelah sholat tarawih seperti ini adalah kebiasaan mereka. Kemudian mereka menjawab bahwa makan tengah malam seperti ini tidaklah menjadi kebiasaan mereka, mereka hanya biasa makan sahur saja. Dan apa yang akan kita lakukan sekarang ini adalah special, karena setelah ini tidak tidur untuk beribadah. Nah, mungkin untuk isi "bensin" begitu lah. Oo... akhirnya saya mengerti. Tak lama kemudian, datanglah beberapa ibu-ibu yang membawa nampan berisi potongan daging-daging berukuran besar dan berbumbu ala maroko, juga ada potongan wortel dan kentang di situ. Daging berbumbu itu dimakan dengan roti-roti yang tadi sudah dibagikan. Alhamdulillah.... Belum tuntas makan besarnya, datang lagi sebuah nampan berisi buah semangka dan melon. Wah...lengkap nih! Sekitar pukul satu malam, acara makan pun tuntas. Setelah itu kami dipersilakan untuk mengisi waktu dengan beribadah.

Untuk mengisi waktu malam, saya berupaya menjemput malam yang lebih mulia dari seribu bulan ini dengan tilawah, sholat tahajjud, dzikir. Saya lihat, kebanyakan ibu-ibu pun melakukan yang sama. Meski ada juga beberapa orang yang asyik berbincang. Tetapi mata saya tertuju di sekelompok remaja putri yang duduk berkumpul. Apa yang mereka kerjakan? Sepertinya agar tidak merasa bosan dan mengantuk, mereka berdiskusi. Ada satu-dua orang yang memoderatori. Subhanalloh, cerdas sekali idenya. Semoga mereka diberikan keistiqomahan dan bisa menyebar kebajikan di sekitar mereka. Aamiin

Waktu berlalu begitu cepat, jam menunjukkan hampir pukul tiga. Kemudian ada pemberitahuan bahwa sholat witir akan dimulai. Saya mengambil wudlu lagi, agar lebih segar. Sholat witir kali ini kayaknya yang terindah dalam ramadhan ini. Syahduu sekali saya menikmatinya...mulai bacaan Al Qur'annya yang indah, do'a qunut yang membuat hati bergetar dan mata berkaca-kaca, dan gerakan yang tidak terlalu cepat/lambat. Masya Allah....kenikmatan yang luar biasa. Setelah salam terakhir sholat witir, tak kuasa lagi saya membendung air mata ini. Air mata campur-campur...ada rasa penyesalan atas segala dosa, ada kesyukuran atas semua nikmat yang tak terkira, atas kerinduan pada keluarga tercinta dan tanah air, juga...teringat pada almarhum Abah. Allohumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa' fu'annii...Di penghujungnya, hanya do'a-do'a lah yang tercurah untuk orang terkasih, terselip pula permohonan agar Allah mengabulkan hajat terbaik kami tahun ini juga bermohon agar diberi kesempatan bertemu ramadhan lagi dalam keadaan yang lebih baik.

Setelah itu, kami menuju meja-meja yang sudah penuh dengan makanan, untuk makan sahur. Meski saya membawa bekal nasi dan lauk, saya memilih makan sahur ala maroko...hehe. makan sahur dengan menu roti, keju, jus buah, susu, dan kue-kue manis lainnya. Semoga Allah memberi kekuatan untuk menjalankan puasa hari ini.

Setelah selesai sahur, saya bersiap untuk sholat subuh. Setelah itu, sambil menunggu "panggilan" dari suami, saya bertilawah. Alhamdulillah setelah beberapa lembar, akhirnya ada call dari suami tercinta. Okee... time to go! Saya pun berpamitan dengan beberapa ibu yang masih ada di sana. Siaaaap...ngegowes lagi! Ramadhan mubarak!

Alhamdulillahirobbil 'aalamiin... bersyukur sekali Allah telah memberi kesempatan kepadaku untuk bisa bertemu Ramadhan tahun ini, 
semoga Allah menerima semua amal ibadah kita, mengampuni kekhilafan kita, mengabulkan do'a-do'a kita, memudahkan urusan kita, melapangkan dada kita, 
memberi kemampuan pada kita untuk bisa meng-istiqomah-kan ibadah yang sudah kita latih selama ramadhan, mengangkat derajat ketaqwaan kita dan 
mematikan kita dalam keadaan husnul khotimah. 
Aamin Yaa Robbal 'aalamiin


Ramadhankoe : Ini Ramadhan keempat (2)

Tadarus Al Qur'an Online, Khatam Tiga kali 

Alhamdulillah di sini ada perkumpulan ibu-ibu yang mengadakan pengajian rutin setiap hari Jum'at, kebetulan saya diminta untuk mengkoordinir. Nah beberapa waktu sebelum Ramadhan, kita sempat membicarakan tentang keberlangsungan pengajian kita selama ramadhan. Eh...kemudian ada yang usul untuk dilaksanakan Tadarus Al Qur'an. Ada yang usul sepekan sekali, 2 kali per pekan sampai setiap hari Senin-Jum'at. Sungguh di luar dugaan, sebagian besar menyetujui usulan tadarusan setiap hari. bahkan kemudian, ibu-ibu yang selama ini jarang hadir pengajian pun ikut bergabung. Sungguh berkah Ramadhan, mampu menggerakkan hati orang-orang untuk melakukan amal kebajikan. Akhirnya disepakati bahwa selama Ramadhan kita akan melaksanakan tadarus Al Qur'an dari hari Senin-Jum'at, mulai jam 10-12. Nah, kemudian saya usulkan, agar tadarusannya ada nilai plus-nya, ngajinya 1,5 jam saja, kemudian stengah jam sisanya dipakai untuk membacakan terjemah/tafsir dari ayat-ayat yang dibaca. Jadi skalian mentadabburi begitu... Dan tentunya, selama ngaji, diharapkan kita juga bisa membenahi bacaan Al Qur'an kita. Saling mengingatkan begitu lah kira-kira.

Sepulang saya dari Praha dan setelah saya 'suci", saya baru bisa bergabung dengan grup tadarusan. Alhamdulillah, saya yang biasanya membutuhkan waktu beberapa hari untuk beradaptasi dengan ritme/target tilawah setelah "cuti", kali ini saya tidak butuh waktu lama. melihat semangat ibu-ibu dalam membaca Al qur'an, saya jadi ketularan semangatnya. Alhamdulillah...inilah salah satu keuntungannya kalau berkumpul dengan orang-orang sholeh:-)

Dalam sekali tadarusan, biasanya yang "hadir" sekitar 4-7 orang. Kami membaca selembar-selembar secara bergiliran. Saat seseorang membaca, peserta yang lain musti menyimak untuk kemudian membetulkan jika ada bacaan yang salah. Nah, sejak saya bergabung, saya nih yang ketiban sampur alias kebagian tugas untuk mengkoreksi bacaan Al Qur'an. padahal ilmu tahsin saya masih sangat sedikit dan saya juga masih terus belajar. 'ala kulli hal, saya bersyukur, ilmu yang sedikit ini bisa membawa manfaat. Meski demikian, saya pun minta diingatkan juga kalau melakukan kesalahan saat membaca. Sungguh, saya sangat terharu dengan semangat ibu-ibu untuk menghiasi hari dengan Al Qur'an, begitu pula mereka tidak marah jika saya menyela untuk membetulkan bacaan yang kurang tepat.

Setelah membaca bergiliran, salah satu dari kami membacakan terjemah dari ayat-ayat yang kita baca. Jika ada hal-hal yang kurang jelas biasanya kami berdiskusi. Kadang-kadang kita baca juga tafsirnya. Alhamdulillah kami bisa men-download (sebagian) tafsir yang ada e-book-nya, seperti tafsir Ibnu Katsir dan Fii Dzilalil Qur'an. Ada juga ibu-ibu yang memiliki Al Qur'an yang ada keterangan asbabun nuzul/hadits yang terkait (seperti mushaf Al Burhan). Alhamdulillah, kami jadi lebih bisa memahami apa yang sudah kami baca dengan cara seperti ini.

Acara tadarusan pun diakhiri dengan pembagian bacaan mandiri, maksudnya ibu-ibu yang ingin membaca sendiri, di luar jadwal Tadarusan, bisa saling melanjutkan bacaannya. Nah kemudian batas bacaan yang paling akhir akan kita baca saat Tadarusan keesokan harinya. Biasanya ibu-ibu yang berhalangan untuk hadir online, juga ikutan tadarusan dengan membaca mandiri seperti ini. Subhanalloh, malu hati ini...melihat ibu-ibu yang kesibukannya jelas, pasti lebih sibuk dari saya, mulai mengurus rumah, mengurus anak dan ada pula yang bekerja, saling berlomba-lomba... tak heran di hari ke-11 Ramadhan kami sudah khatam untuk pertama kalinya, kemudian dilanjutkan hari ke 20 ramadhan kita khatam untuk kali yang kedua.

Setelah khatam yang kedua ini, saya mengusulkan agar agenda tadarusan kita divariasikan lagi. 1 jam tilawah bergiliran, stengah jam baca terjemah/tafsir, dan stengah jam "bedah tajwid". Kenapa saya usul ada bedah tajwid? itu berdasar pengamatan sederhana saya saja. Saat membaca juz 'amma, ternyata masih banyak yang membacanya belum sesuai tajwid. jadilah saya mengusulkan dalam satu pertemuan dibedah satu surat pendek. Alhamdulillah, gayung bersambut...dan akhirnya kita bisa "membedah" surat Al Fatihah dan beberapa surat pendek. Setidaknya untuk bekal bacaan sholat kita lah.

Dengan semangat yang semakin membara, alhamdulillah di ramadhan hari ke 28, kita bisa khatam untuk ketiga kalinya. Allohummarhamni bil Qur'an... Semoga semangat untuk terus menghiasi hari dengan Al Qur'an ini tetap bersemayam di hati kita dan terus bersemi selepas ramadhan...aamiin Ya Robbal 'aalamiin

Tadarusan dan Bukber bersama mahasiswa/i Indonesia di Leuven

Tinggal di negeri barat, bukan berarti kita mesti lebur dengan semua culture yang ada. Ambil aja yang baik-baik lah...yang tidak baik dan tidak sesuai syariat, buang deh jauh-jauh:-) Ketika kita tinggal di negeri barat, hidup sebagai kaum muslimin yang minoritas, kita ga boleh mati gaya untuk terus berupaya menjaga keimanan. dan alhamdulillah, komunitas muslim Indonesia di Leuven, kota tempat kami tinggal, pun memiliki kegiatan rutin dalam rangka untuk terus meningkatkan keimanan dan menguatkan ukhuwah, salah satunya yakni tadarusan pekanan. Selama Ramadhan pun kegiatan ini tetap berlangsung, bahkan terasa lebih semarak.

Rabu pekan pertama puasa diadakan pengajian. Muwajjihnya diimport dari Indonesia. Kereeen kan? beliau adalah ust. Dr. Abas mansur Tamam. Alhamdulillah kami mendapat siraman ruhani yang mencerahkan dari ustadz muda lulusan Al Azhar ini. Insya Allah resume tausyiah ustadz Abas akan saya sampaikan terpisah ya, biar kumplit. rabu-rabu pekan berikutnya, seperti biasa dilaksanakan tadarusan dan dilanjutkan buka bersama. Alhamdulillah kami berkesempatan menjadi tuan rumah sekali. Senang bisa menghiasi studio mungil kami dengan bacaan Al Qur'an, moga mendatangkan keberkahan bagi semuanya. Apalagi bisa menjamu orang-orang yang berpuasa, senanggg sekali. Semoga Allah mencatatnya sebagai amal kebajikan. aamiin

Pengajian KPMI dan Pesantren Sehari - KPMI Kids

Tidak hanya di Leuven, di kota-kota yang lain ada juga komunitas muslim Indonesia yang memiliki kegiatan serupa, meski ada yang bersifat kegiatan bulanan, dua bulanan atau insidental. yang penting, kita tetap ada upaya dan semangat untuk meningkatkan ketaqwaan dan saling menasehati antar sesama muslim. Nah, begitu pula di Belgia, ada KPMI. Keluarga pengajian Muslimin Indonesia di Belgia. Setiap bulan sekali, umat muslim di Belgia mengadakan pengajian di Aula KBRI. Selain sarana untuk menambah pengetahuan agama, acara seperti ini juga bermanfaat untuk saling mengenal antar sesama muslim dan menguatkan ukhuwah. Dan buat saya sendiri, saya merasa merekalah keluarga saya di sini, saya jadi tidak merasa kesepian. Alhamdulillah.

Khusus di bulan ramadhan, pengajian KPMI tidak dilaksanakan bulanan, melainkan pekanan. jadi setiap hari Sabtu selama ramadhan ada pengajian dan buka puasa bersama. Alhamdulillah, meski tidak bisa hadir setiap pekan, saya bisa hadir dua kali selama Ramadhan.

Satu kegiatan bagus yang di-organize adalah Pesantren Sehari - KPMI Kids. Setahu saya, sebelum ini belum pernah ada kegiatan seperti ini. anak-anak yang berusia 6-15 tahun, dikumpulkan bersama dalam suatu kegiatan, lalu menginap bersama. Alhamdulillah, saya pun berkesempatan untuk menjadi bagian dari acara ini. Saya dihubungi oleh kak Andi, koordinator acara ini, untuk ikut membantu menjadi pengisi. Meski baru dihubungi H-1, saya yang memang pecinta anak-anak dan rindu kebersamaan bersama anak-anak (dulu saya pengajar TPA dan pengelola pengajian anak-anak...hehe), langsung meng-iya-kan. Apalagi suami juga mendukung.

Singkat cerita, hari itu, Sabtu 28 Juli, berkumpullah sekitar 20-an anak-anak dengan usia yang cukup beragam, mulai 6 th sampai 15 tahun, bahkan ada anak yg berusia 3 dan 4 th yang ikut-ikutan (karena kakak-kakaknya ikut). Pokoknya ramee deh... Anak-anak ini meskipun berpuasa, seperti punya seribu energi. Kejar-kejaran terus, teriak-teriak, kaya' ga habis energinya...hehe. Bertempat di salah satu sisi gedung KBRI, kami berkumpul bersama.

Sekitar jam 5 sore, acara pun dimulai oleh kak Andi. Acara dilanjutkan dengan belajar gerakan dan bacaan sholat, belajar do'a sehari-hari, serta belajar surat-surat pendak dan membaca sholawat. Nah di sesi yg terakhir inilah, belajar surat-surat pendek dan membaca sholawat, saya diminta untuk membantu menjadi pengajar. Wah...ternyata mengajar anak-anak butuh kesabaran dan ketelatenan yang luar biasa. Dikke duim voor alle mama, alle juffrouw! Musti kreatif dan punya cara khusus untuk menarik perhatian anak-anak. Setelah acara belajar, kita sholat ashar berjam'ah kemudian berlanjut ke acara dongeng. kak Andi yang super kreatif itu pun mendongeng sambil menggambar di papan tulis. Kereen deh... mulutnya bercerita dan tangannya menggoreskan tinta untuk menggambar. Cerita hikmah yang disampaikan oleh Kak Andi pun jadi tambah seru. Sayangnya, ada beberapa anak yang tidak bisa berbahasa Indonesia dengan lancar sehingga ia tidak mengerti jalan cerita yang disampaikan kak Andi. Setelah itu berlanjut ke menggambar kaligrafi. Masing-masing anak mengeluarkan alat tulisnya. Setelah kak Andi memberi contoh, suasana pun langsung senyap. Masing-masing anak berkonsentrasi dengan gambarnya. Tak lama kemudian, waktu adzan maghrib berkumandang. Sebagian besar anak-anak telah berpuasa seharian, 19 jam lamanya. Hebaaat kan? Saatnya berbuka...Alhamdulillah. Setelah itu, anak-anak bergabung dengan para orang tua yang sedang pengajian di Aula KBRI. Setelah ta'jil dan sholat maghrib berjama'ah, anak-anak kembali ke ruang pesantren, untuk melanjutkan kegiatan. Sayang...saya ga bisa ikut menemani anak-anak untuk menginap dan melanjutkan kegiatan. Dari kabar yang saya dapat, acara pesantren berlanjut dengan buka puasa bersama, menginap, sahur bersama, dan membuat hiasan magnet. Subhanalloh, kegiatan seru ini berakhir keesokan siang harinya. Banyak pihak yang menilai positif acara ini dan berharap acara serupa bisa dilanjutkan di kesempatan berikutnya. Semoga... kegiatan ini bisa lebih baik dan lebih bermanfaat lagi di masa mendatang.

(bersambung)

Ramadhankoe : Ini Ramadhan keempat (1)


Ramadhan ini bukanlah Ramadhan yang pertama... Sudah hampir 30 Ramadhan, kujalani sejak lahir (aku lahir di bulan Ramadhan :-)) atau Ramadhanku yang ke 4 di tanah rantau. meski demikian, aku tetap excited menyambutnya. Kenapa ya? Apalagi kalau tidak karena "bocoran" Allah tentang betapa mulianya bulan ini. Betapa besar "sale" yang sudah dijanjikan oleh-Nya.... Welkom Ramadhan 1433 H!

Di beberapa tulisan mendatang berisi tentang beberapa aktivitasku untuk menghiasi ramadhan
- Program yaumiah
- Rihlah, Buka dan Sahur bersama Saudara di Praha (21-23 Juli)
- Tadarus Al Qur'an Online, Khatam Tiga kali (setiap hari dari Senin-Jum'at)
- Tadarusan dan Bukber bersama mahasiswa/i Indonesia di Leuven (setiap hari Rabu)
- Pengajian KPMI (setiap Sabtu)
- Pesantren Anak (28 juli)
- Takziah dan Membantu merawat jenazah (7 Agt)
- Bikin kue (9 dan 13 Agt)
- Menjemput Lailatul Qadar (14 Agt)

Program yaumiah

Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Setial amal kebajikan akan dilipatgandakan pahalanya. Wah... siapa yg tidak tertarik?? Apalagi saya, yg merasa amal kebajikan belum seberapa, malahan catatan amal keburukan yang mungkin sudah menggunung. Astaghfirullohal adziim...

Katanya bulan ini memang konon sangat istimewa... yg biasanya pelit jadi suka berbagi, yg biasanya jarang senyum, jadi ramah, dan yang biasa kurang tidur jadi... (isi sendiri yaah...hehe). Memang dahsyat bulan ini, sampai-sampai Allah mengikat syetan-syetan dan menutup rapat pintu neraka. So, kalau masih saja ada yang bermaksiat berarti bukan karena syetan donk... Bulan ini memang bulan yang pas untuk melatih diri untuk menahan lapar, dahaga dan nafsu. nah, saya sendiri menjadikan bulan ini untuk melatih diri untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas ibadah. Bersyukur saya tidak sendirian, ada suami, teman, sodara yang memiliki keinginan yang sama...sehingga kita mebisa saling menguatkan dan saling menyemangati.

Ibadah yaumiah seperti sholat fardhu, sholat sunnah, tilawah Al Qur'an, tadabbur Al Qur'an, hafalan, shodaqoh, sampai i'tikaf pun di-planning. Kami buat catatannya, agar bisa di-mutabaah alias dievaluasi. Semoga Allah memudahkan dan menerima...dan yang tidak kalah pentingnya, semoga tetap bisa di-istiqomah-kan selepas ramadhan...aamiin...

Satu target yaumiah yang belum terlaksana tiga Ramadhan belakangan adalah i'tikaf. Hmmm... rinduu skali dg kegiatan ini. Semoga tahun ini terlaksana... (cerita lengkapnya baca di tulisan selanjutnya ya).

Emang benar bahwa "al imaanu yaziidu wa yankus", artinya : iman itu naik dan turun. Itu dalil yang sering dijadikan alasan kalau ibadah kita naik-turun, saat terasa malas beribadah. tetapi apa iman seperti itu secara otomatis?secara tiba-tiba? ternyata tidak... iman akan naik karena amal sholeh dan akan turun karena kemaksiatan. Nah, berarti ibarat maen mobil-mobilan, kita yang pegang remote control-nya. kalau udah melakukan amal sholeh, terus dijaga...ya dijaga ibadahnya dan keikhlasannya. sebaliknya, kalau udah bermaksiat, musti cepat-cepat bertaubat dan memperbanyak amal sholeh utnuk "tambal sulam" begituu... Masalahnya, kadang kita ga sadar kalau sedang/telah bermaksiat. misal ga sengaja bergunjing, berprasangka buruk, sombong, dan sebagainya... Salah satu solusinya, ya belajar dari Umar ra, yang setiap harinya sebelum tidur, beliau bermuhasabah, bertaubat dan memaafkan orang lain. jadi, ga nunggu lebaran saling memaafkannya...hehe

Semoaga dengan bekal "tabungan" ramadhan kita, Allah mengangkat derajat kita menjadi golongan orang yang bertaqwa. taqabbalallohu minna waminkum, syiyamana wasyiyamakum, qiyamana waqiyamakum, kullu 'aam wa antum bi khoir...

Rihlah, Buka dan Sahur bersama Saudara di Praha

Puasa kali ini diawali saat kami tidak berada di rumah kedua kami (rumah kedua=Belgia). Kebetulan, sejak beberapa hari sebelum puasa, suami harus mengikuti conference di Praha. Jadi teringat saat hari pertama puasa, kami bangun kesiangan sehingga ga sempat sahur (sepertinya sih agak kecapaian setelah jalan-jalan ke karlsteijn Castle). Kasihan sekali suamiku karena hari itu hari terakhir conference dan puasanya juga panjang (sekitar 18 jam). kalau saya sih, ga masalah...karena kebetulan memang sedang tidak puasa. Alhamdulillah 'ala kulli hal, Allah memberi kekuatan padanya.

Keesokan harinya, ga pingin kecolongan lagi... saya tidak tidur terlalu larut. Berbekal makanan sisa makan malam (maklum, hotel ga menyediakan makan sahur...hehe), aku menemani suamiku makan sahur. Hari itu, kami harus check out dari hotel. Mas Ali, sepupuku yang memang tinggal di Praha, memboyong kami ke rumahnya. Wah senangnya... Senang karena bakalan buka puasa bersama sodara dan senang akan bertemu duo ponakan yang cantik-cantik dan menggemaskan. Benar sekali dugaanku! Sekitar 2 jam menjelang buka, mas Ali mengajakku menyiapkan buka. Dia mengeluarkan beberapa tas kresek besar dari kulkas...yang isinya daun kemangi dan kangkung. Fresh from the garden! Ya Allah, saya udah lama ga makan kedua jenis sayur ini... di belgia ga ada kemangi dan kangkungnya mahal:) Dengan bimbingan chef Ali, kita bikin sambel kemangi (yang akhirnya saya juga bawa sebotol gedhe ke Belgia...hehe), tumis kangkung, sayur lodeh, ikan bakar, ngegireng kerupuk. Hmm....ngecess dah sepanjang masak-memasak kali ini...hehe.

Allohu Akbar Allohu Akbar...adzan maghrib berkumandang saat jam menunjukkan jam 9 malam. Alhamdulillah... saya yang ga ikut puasa pun ikut senang melihat wajah-wajah sumringah para shooimin...hehe. Setelah berta'jil kurma dan es buah, mereka langsung sholat berjama'ah. dan kemudian dilanjutkan dengan menyantap makan besar. Sungguh menu yg sangat istimewa, berbeda dengan buka puasa kemarin yang serba seadanya. Sambil menikmati sajian luar biasa ini pun kami bercanda dan ngobrol ngalor-ngidul..... fabiayyi 'aala irobbikumaa tukadz dziban. Indahnya!

Keesokan harinya, sekitar jam 2 pagi kita sudah terbangun untuk persiapan sahur. Meski perut masih terasa kenyang karena baru beberapa jam yang lalu diisi, sekarang kami tetap harus mengisinya. 'kan melaksanakan sahur itu sunnah rasul. Apalagi hari ini kami juga berencana akan rihlah ke sumber air panas "Karlovy Vary", yang berjarak 123 km dari Praha. Musti jaga stamina dan isi "bensin" dulu sekarang... insya Allah berkah:-)

Hmmm...kebersamaan ini sepertinya harus berakhir esok hari karena kami harus kembali ke Belgia. Insya Allah akan dilanjutkan lain waktu...Subhanalloh bisa berbuka dan sahur bersama orang terkasih sangatlah menyenangkan, apalagi menunya juga sangaaat istimewa. Di sisi lain, tetep kita harus menghindari berlebih-lebihan...karena bisa jadi, di saat yang sama, saudara-saudara kita di belahan bumi yang lain tidak bersahur atau berbuka. Bukannya tidak mau berbuka/sahur, tetapi mereka tidak punya makanan untuk buka ataupun sahur. Semoga kita terhindar dari berlebih-lebihan dan mubadzir.

(bersambung)