donderdag 28 juni 2012

Hadiah

The environmentally-friendly radio

27 Juni 2012
Teeet...Teeet... Teeet...
Bel di studioku berbunyi. Merasa tidak memiliki janji dengan siapapun, tak kuhiraukan suara itu. Berselang 1-2 menit, bel itu bersuara lagi. Hmm...kuputuskan untuk turun ke lantai dasar. "Siapa tahu ada tamu penting", pikirku.

Sesampainya aku di pintu lantai dasar, ada sepasang bule yang menghampiriku. Dia langsung bilang, bent u Ahmad? Oo... ternyata sepasang suami istri ini janjian dengan suamiku. Aku pun minta maaf, kalau sudah menunggu lama. tetapi dia bilang bahwa mereka baru saja sampai. Oo... terus siapa yang mengebel tadi? Mereka bilang, mungkin postbode-man. Dia tampak baru keluar dari gedung ini. Aku pun langsung mengecek kotak pos kami. Oh ya, ternyata ada beberapa surat dan pesan yang ditinggalkan Pak Pos. Pesan itu untukku, hmm...paket apa ya? dari siapa? isinya apa? Banyak pertanyaan yang berkecamuk di pikiranku. Hmm..sudahlah, besok akan kuambil paket itu di alamat yang ditinggalkannya.

Keesokan harinya, aku langsung ke kantor Pos di centrum. Eeh...paket untukku ga ada. Ternyata aku kurang jeli melihat alamat di surat itu, alamat yang tercantum bukan alamat kantor Post Centrum leuven, melainkan sebuah kios majalah (yang bekerja sama dengan kantor Pos, sebagai tempat pengambilan paket/surat juga). Aku pun langsung pulang, mengambil sepeda dan langsung kugowes sepeda ke kios itu. Setelah memberikan tanda bukti pengambilan paket, bapak pemilik kios itu memberikanku sebuah bungkusan. Aku tersenyum dan berterima kasih. Dengan dipenuhi berbagai pertanyaan, kuuamati bungkusan itu. Aha, aku tahu!, seruku dalam hati begitu melihat logo EU di ujung bungkusan.

---

Tanggal 12 Mei 2012, aku dan seorang temanku, Erin, jalan-jalan ke Brussel, kebetulan sedang ada Open day EU. Untuk sementara, ceritanya kusampaikan melalui foto-foto ini ya. Cerita lengkapnya, lain waktu ya...






hasil perburuan alias hadiah-hadiah yang didapat...hehe

Seruuu kan? Dari info yang saya dapat, Open Day EU ini dilaksanakan setiap tahun sekali (tiap awal Mei). So, bagi yang ingin berburu, dateng aja tahun depan. bawa tas kresek yang besaaar...^_^

---

22 Juni 2012 aku mendapat sebuah email dari pegawai EU. Dia mengabarkan bahwa aku menjadi salah satu pemenang undian dari teen quiz saat Open Doors Day sebulan yang lalu. (Teen quiz? berarti untuk teenager dunk? yup. sewaktu kita minta soal untuk ikutan kuisnya, petugasnya nyodorin kita lembaran untuk teenager. Tadinya kita juga nggak "ngeh". Baru nyadar saat ada bapak-bapak yang ngerjain kuisnya di sebelah kita. Lho koq soalnya lebih sedikit dan lebih gampang (sepertinya...hehe)?, pikirku. Oo...ternyata soal untuk adult lebih sedikit. Yo wes, ngga apa-apa deh. Mungkin wajah kami masih pantes jadi remaja...hehe.).
Alhamdulillah, aku berhak mendapatkan sebuah "environmentally-friendly radio". Radio itu melengkapi hasil perburuanku bulan lalu, dan kini sudah mejeng di meja belajarku...Alhamdulillah

Leuven, 28 Juni 2012

Go to Islamic (Cyber) Campus!



Berawal dari obrolan dengan teman yang sama-sama sedang mendampingi suami di perantauan, saya jadi kepikiran...serasa diingatkan jg akan pentingnya (untuk terus menguatkan) pemahaman syari'ah. Berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya dan agama, tinggal di lingkungan yang memiliki "keterbatasan" sarana ibaadah, dan dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan yang (terkadang) tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Waktu itu baru beberapa bulan aku mulai menghirup udara Belgia (yang ternyata sama saja...hehe). Mulai sibuk dengan aktivitas kursus Bahasa Belanda setiap hari. Mulai punya banyak teman dan kegiatan. Pengalaman ditanya oleh teman2 tentang jilbab, tentang makanan halal, puasa, dan sebagainya akhirnya juga saya alami. Hal itu ternyata membuat saya jadi membenarkan statement temen2 saya, yg sudah lebih lama tinggal di benua Eropa atau belahan bumi yg lain. Pemahaman syariah mutlak diperlukan!

Bersyukur sekali, setiap pekan aku masih bisa duduk "melingkar" bersama ikhwah filLah, meski melingkarnya di depan laptop masing-masing. Karena terpisah jarak...seringnya kegiatan itu dilakukan secara online dan temu darat hanya dilakuakan beberapa bulan sekali. Hal sederhana yang menjadi re-charge ruhiyah kita.

Tak hanya itu, terpikir juga untuk mengajak teman2 mahasiswi muslimah asal Indo yg sedang belajar di sini, untuk sama-sama menunaikan hak persaudaraan, yakni saling menasehati dan menguatkan. Akhirnya, terbentuklah pengajian muslimah Az Zahra. yang alhamdulillah, sampai saat ini masih berjalan rutin setiap pekan (seringnya) secara online. Bergabung dg komunitas muslim setempat pun kujalani, meski dengan keterbatasan bahasa. Alhamdulillah, memang Islam tidak membatasi suku-bangsa-bahasa-warna kulit. Ukhuwah pun terasa indah dalam balutan ya Salam...

Seiring berjalannya waktu, azzam pun semakin menguat untuk meningkatkan kompetensi diri. Kompetensi untuk memahami syariah ini dengan baik, agar bisa mengamalkan dan mendakwahkan. Selain itu, sebagai bentuk upaya untuk menjadikan diri ini agar Dia pandang layak untuk menjadi seorang (calon) ummi. "Al Umm madrasatul 'ulaa". Menyiapkan bekal...agar kelak ketika amanah datang, bisa tunaikan kewajiban.


Back to campus! Alhamdulillah, sudah sepekan ini aku terdaftar sebagai mahasiswa di Kampus syariah. Sebuah keputusan yang agak terlambat sepertinya. Akan tetapi, seperti kata wong Londo , "Beter laat dan nooit". Bismillah, aku mengambil keputusan ini. Keputusan yang diiringi sebuah tanggung jawab untuk terus istiqomah, dalam belajar, beramal dan berdakwah.

Bismillah...moga Allah memberikan kemudahan dan keberkahan... Aamiin Ya Robb

donderdag 21 juni 2012

Ramadhan sebulan lagi...

Pagi ini aku melihat kalender yang telah di print oleh suamiku. Sebuah kalender yang dilengkapi dengan jadwal sholat (kami men-download-nya dari islamicfinder.org). Bukan apa-apa, karena hampir selalu ada perubahan jam sholat setiap harinya, walau perubahannya tidak pernah lebih dari 5 menit. Ditambah lagi di sini tak dapat kudengarkan suara adzan, kecuali jika laptopku menyala (aku sudah meng-install software adzan). Hmm...saat-saat seperti membuatku merasa bersyukur sebagai orang yang lahir dan besar di Indonesia. Di mana setiap waktu sholat terdengar jelas suara adzan dari corong-corong masjid. Bahkan tak jarang suaranya saling bersahutan, karena saking banyaknya masjid/mushola yang berdekatan. Sebuah kondisi yang mungkin saja kurang disyukuri saat aku ada di sana. Sekali pun adzan sudah berkumandang jelas, masih saja ada seribu satu alasan untuk tidak bergegas menyambut seruannya. Astaghfirullahal adziim

Kembali berbicara tentang kalender, sengaja aku melirik angka yang tertera di kolom ketiga (kolom pertama dan kedua adalah bulan dan tanggal dalam penanggalan Masehi). Tertulis angka "1", artinya tanggal 21 Juni ini bertepatan dengan tanggal 1 Sya'ban 1433 H. Aku pun terhenyak... Ya Allah, sebulan lagi Ramadhan. Apa aku sudah siap menyambut bulan-Mu yang mulia, penghulu dari bulan-bulan yang lain? Aku jadi malu hati...apalagi teringat, bahwa hari ini aku bangun kesiangan (jam stengah 5 pagi saja langit sudah ceraah..) jadi tidak sempat sahur untuk puasa sunnah, apalagi Qiyamul Lail. Padahal kedua ibadah yaumiah ini ingin kulatih untuk lebih diistiqomahkan...mengingat sebentar lagi bulan mulia yang telah ditunggu-tunggu akan datang. Semoga masih ada waktu untuk terus bersiap dengan persiapan yang terbaik...

Nah, setelah membaca dari berbagai referensi, saya coba share nih. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menyambut Ramadhan...

1. Hendaknya kita berdo'a agar Allah mempertemukan kita dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiyat.
Kalau kita ingat-ingat mungkin ada di antara kita yang tahun lalu masih bisa melaksanakan puasa dan tahun ini tidak lagi bisa menjalankannya, karena sudah tidak ada umur. Bahkan saya juga ingat, biasanya di daerah saya, menjelang Ramadhan ada orang yang meninggal dalam waktu hampir bersamaan. *kalau yg ini, mungkin hanya faktor kebetulan. karena umur adalah rahasia Allah* Dengan badan yang sehat, insya Allah kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Apalagi tahun ini, umat Islam di Belgia khususnya, akan menjalankan ibadah puasa di musim panas. yang artinya, waktu puasanya bakal panjaaang, sekitar 17-18 jam lamanya. Jadi, kondisi fisik yang sehat mutalk diperlukan...tentu dengan selalu berharap pada pertolongan Allah.
Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)
Para salafush-shalih pun selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, ”Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.” Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.

2. Hendaknya kita syukuri atas karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita.
Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.

3. Hendaknya kita bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadan.
Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).
Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadan. Mereka sangat gembira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.

4. Hendaknya kita buat agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan.
Ramadhan sangat singkat, berkisar 29 atau 30 hari saja! Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah. Hmm...bagi para orang tua, musti jadi orang tua yang kreatif nih. Apalagi Ramadhan kali ini bersamaan dengan musim liburan sekolah (zomer vakantie), yang artinya anak-anak banyak beraktivitas di rumah.
Sebagai alternatif kegiatan, bisa diintip : http://mideastfood.about.com/od/middleeasternfood101/a/ramadankids.htm , http://kluboase.com/2011/08/tantangan-30-hari-klub-oase-album/ , dan insya Allah masih banyak lagi alternatif kegiatan yang seru, mengasyikkan, dan bermanfaat. Being creative parents!

5. Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan.
Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]

6. Bekali diri dengan ilmu yang terkait dengan ibadah di bulan Ramadhan, seperti hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadan. 
Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. "Al 'ilmu qobla 'amal" Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.

7. Sambutlah Ramadan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk.
Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Ramadan adalah bulan taubat. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur (24): 31]
Saya jadi ingat, kalau tidak salah... salah satu kebiasaan sahabat Umar bin Khoththob ra adalah beliau bertekad untuk menghilangkan SATU sifat buruk di setiap Ramadhan. So, adakah di antara kita yang tidak punya sifat/kebiasaan buruk?? Saya kira tidak ada. Oleh karena itu, saatnya kita jadikan Ramadhan ini sebagai bulan training untuk menghapus kebiasaan buruk kita, dan semoga selepas Ramadhan pun kebiasaan buruk tersebut tidak kembali lagi.

8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs.
Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.

9. Menyiapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan, misalnya dengan :
- berbagi nasehat kebaikan melalui jejaring sosial yang kita ikuti, seperti FB, twitter, blog, dan sebagainya
- berusaha mengoptimalkan amaliyah sebagai seorang muslim yang baik, karena tidak jarang orang melihat apa yang kita perbuat. Jadikan senyum kita, akhlak kita, pakaian kita, ucapan kita...sebagai sarana dakwah, untuk mendekatkan seseorang kepada Allah dan untuk mengenalkan Islam (bagi non muslim).
dan masih banyak bentuk dakwah yang bisa kita lakukan. Semoga dakwah ini pun tidak berhenti saat Takbir kemenangan 1 Syawal...melainkan justru semakin semangat untuk menyebar kebaikan dan keindahan Islam.
10. Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih.
Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahmi. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

11. Persiapan maaliyah/keuangan.
Mengapa kita perlu juga mempersiapkan hal ini? seperti yang kita pahami bersama bahwa ibadah di bulan Ramadhan, pahalanya akan dilipat-gandakan, termasuk berbagi dengan sesama dalam bentuk shodaqoh, infaq,dan juga ada kewajiban untuk mengeluarkan zakat fitrah. Dengan adanya alokasi dana yang memang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, banyak hal yang akan bisa kita kerjakan, tentu dengan mengharap ridlo Allah.
Kita pun bisa menjalankan ibadah dengan lebih tenang. Bisa dibayangkan, jika di bulan Ramadhan kita masih harus kejar setoran, untuk biaya mudik, angpau ponakan, kue-kue, dan sebagainya. Waktu-waktu yang seharusnya banyak kita gunakan untuk tilawah Al Qur'an, berdzikir, sholat tarawih, hadir di kajian-kajian, dan berbagai ibadah yang dianjurkan lainnya, malahan habis di tempat kerja (atau terkadang, melewatkan sholat tarawih begitu saja dengan alasan capek...atau kadang tidak puasa... Naudzubillahi min dzalik).karena kita justra mengambil kerja extra untuk keperluan tadi. Hal ini tentu pengecualian bagi saudara-saudara yang masuk kategori dalam orang-orang yang diberikan rukhsoh/keringanan oleh Allah.
Ya, sebenernya, memang apapun yang dilakukan dengan niat mengharap ridlo Allah dan menjalankan amanah, bisa juga bernilai ibadah. Akan tetapi, bukankah akan lebih baik kalau kerjaan kita biasa-biasa saja (seperti hari-hari biasa atau bahkan dikurangkan -dengan catatan tanpa mengurangi produktivitas-), dan kemudian ibadah kita ditingkatkan?

Demikian beberapa persiapan yang bisa kita lakukan, semoga bisa jadi pengingat buat kita semua, khususnya saya sendiri yang masih teruuuus belajar. Semoga Allah memudahkan...

Wallohu a'lam bish showab
Referensi : dari berbagai sumber

woensdag 20 juni 2012

Met Milad Ummiku sayang...






tuuut...tuuut...tuuut....
"Assalamu'alaykum", kata ummi
"Wa'alaykumsalam...Ummi, ini Elly. Selamat ulang tahuuun...", sahutku cepat
"Makasih ya..."jawab ummi lembut
Belum sempat aku berbicara lebih lanjut, ummi sudah memberondongku dengan banyak pertanyaan. Lagi dimana? Sedang apa? Gimana dengan...ini...itu...? lancar? Dan aku pun menjawabnya dengan detail...panjang...lebar... Seperti lagi diwawancarai. hmmm...Berasa jadi orang penting. Ya...begituah sosok ummi, selalu perhatian. selalu ingat apa yang sedang aku geluti. Khususnya dengan rencana kami untuk menunaikan rukun Islam kelima, di tahun ini. Di akhir penjelasan, aku pun minta do'a beliau, agar Allah memberikan kelancaran semua urusan ini. Ummi pun meng-Aamiin-kan.
Kemudian, aku pun mengembalikan pembicaraan ke topik utama urusan telpon menelepon kali ini.
"Ummi pingin hadiah apa?", tanyaku ingin tahu. Berharap ummi menyebutkan sesuatu yang bisa kupenuhi. Mengingat aku belum banyak membahagiakannya...hmm, apa salahnya di hari ini aku memberikan apa yang beliau inginkan?
"Lha...kan sudah.", jawab ummi singkat.
Seolah menangkap kebingunganku, beliau meneruskan, "Kirimanmu kemarin, ummi tambahin dikit. Terus ummi beliin HP. HP made in C*** koq".
"HP ummi rusak?", tanyaku kembali setelah aku ingat transferanku beberapa hari yg lalu, yg tiada seberapa itu, bahkan untuk beli HP itu pun ga cukup.
"Ngga, itu loh...ummi beli HP yg bisa buat ngaji. Dah dari dulu ummi pingin itu", jawab ummi dengan senang
"Bisa buat ngaji?", tanyaku lagi
"Ya, HP ini memorinya besar, ga seperti HP yang ummi pake ini. jadi, tambah banyak surat yang bisa di-install. Selain mendengar murottal, biisa sambil baca juga karena layarnya lebar....", jawab ummi panjang lebar.
"Oo...syukurlah, alhamdulillah" jawabku singkat, sambil merenung. Ummi tetep seperti yang dulu...sederhana. Aku juga senang, ummi semakin menyibukkan diri dengan hal-hal yang mendekatkan diri pada Allah.
Setelah ngobrol tidak kurang dari 20 menit...sekaligus saling berlepas rindu, bertukar kabar..., aku pun menyudahi telepon dengan berucap, "Udah dulu ya Ummi. Moga ummi sehat terus... jangan cape-cape. semoga selalu dilapangkan rizkinya, dicukupkan sama Allah". Sejujurnya kuucapkan kalimat-kalimat penutup ini dengan dada sesak, mata memanas, dan mulut yang terbata-bata...
Bak sekam yang tersulut api, ummi yang berada di ujung telepon menjawab dengan suara bergetar, "Aamiin...makasiih yaa... Ati-ati yo Nduk, mugo lancar kabeeh...".
Aku yang tidak bisa lagi banyak kata menjawab, "Nggih ummi, insya Allah...matur nuwun, do'ain terus ya. Assalamu'alaykum"
"Wa'alaykumsalam warohmatullohi wabarokatuh", sambung ummi dengan nada yang tampak ditegar-tegarkan, meski kuyakin air mata sejuknya sudah menetes...menyisakan aku yang duduk termangu larut dalam haru, sambil terus memanjatkan do'a untuk ummi tercinta.
Click, sambungan telepon terputus.

Ya Allah, ampuni hamba yang belum berterima kasih dengan layak pada ummi, atas semua cinta, kasih sayang dan pengorbanannya
Ya Allah, hanya kepada-Mu beliau kutitipkan, semoga beliau selalu berada dalam perlindungan-Mu
Ya Allah, hanya kepada-Mu hamba memohon...
Karuniakanlah ummi kesehatan yang barokah dan bukakanlah jalan kebaikan untuknya
Karuniakanlah ummi kekuatan, ketegaran dan kesabaran
Karuniakanlah beliau keimanan yang semakin kuat setiap harinya, hingga ajal menjemput
Muliakanlah beliau di dunia dan di akhirat (nanti), Ampunilah khilafnya dan jadikanlah ia orang yang dicintai orang-orang yang disekelilingnya...aamiin 
Robbighfirlii waliwalidayya warhamhuma kamaa robbayaani shoghiiro

I love u, Ummi.

Leuven, 20 Juni 2012

maandag 11 juni 2012

Ingin Belajar Bahasa Arab? (2)

sumber gambar :  http://puchsukahujan.wordpress.com/tag/bahasa-arab/

Assalamu'alaykum

Kaifa haluk ya ukhti wa akhi?

Membaca judul postingan kali ini, mengingatkan kembali pada postingan saya setahun yang lalu : http://ellyromdliyana.blogspot.be/2011/06/belajar-bahasa-arab.html , ya kan?

Nah saya beri judul yang sama karena kali ini saya ingin share lagi link lain sebagai alternatif belajar Bahasa Arab. Saya sendiri bertekad...bismillah...mg ikhtiar kali ini tidak putus di tengah jalan (lagi), seperti sebelum-sebelumnya.

Berikut ini link :
Kuliah Online (bisa diunduh mp3-nya): http://edywitanto.wordpress.com/belajar-bahasa-arab/
Rekomendasi: jika memungkinkan, mohon beli hardcopy-nya dari alamat yg ada di buku tsb.
 
Yuuuk...mari kita luruskan niat, kuatkan azzam, bismillah...mulaiii...  ^_^
Semoga Allah beri kekuatan, kemudahan dan keistiqomahan... barokallohu fiik..bit taufik wannajah, aamiin


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Sesungguhnya ketika Allah menurunkan kitab-Nya dan menjadikan Rasul-Nya sebagai penyampai risalah (Al-Kitab) dan Al-Hikmah (As-sunnah), 
serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan bahasa Arab
maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan mengetahui ajaran Islam 
kecuali dengan bahasa Arab
Oleh karena itu memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama. 
Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin memahami agama Allah dan menegakkan syi’ar-syi’ar agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam keseluruhan perkara mereka.” 
(Iqtidho Shirotil Mustaqim).
 
 
Wassalam