Pagi ini aku melihat kalender yang telah di print oleh suamiku. Sebuah kalender yang dilengkapi dengan jadwal sholat (kami men-download-nya dari islamicfinder.org). Bukan apa-apa, karena hampir selalu ada perubahan jam sholat setiap harinya, walau perubahannya tidak pernah lebih dari 5 menit. Ditambah lagi di sini tak dapat kudengarkan suara adzan, kecuali jika laptopku menyala (aku sudah meng-install software adzan). Hmm...saat-saat seperti membuatku merasa bersyukur sebagai orang yang lahir dan besar di Indonesia. Di mana setiap waktu sholat terdengar jelas suara adzan dari corong-corong masjid. Bahkan tak jarang suaranya saling bersahutan, karena saking banyaknya masjid/mushola yang berdekatan. Sebuah kondisi yang mungkin saja kurang disyukuri saat aku ada di sana. Sekali pun adzan sudah berkumandang jelas, masih saja ada seribu satu alasan untuk tidak bergegas menyambut seruannya. Astaghfirullahal adziim
Kembali berbicara tentang kalender, sengaja aku melirik angka yang tertera di kolom ketiga (kolom pertama dan kedua adalah bulan dan tanggal dalam penanggalan Masehi). Tertulis angka "1", artinya tanggal 21 Juni ini bertepatan dengan tanggal 1 Sya'ban 1433 H. Aku pun terhenyak... Ya Allah, sebulan lagi Ramadhan. Apa aku sudah siap menyambut bulan-Mu yang mulia, penghulu dari bulan-bulan yang lain? Aku jadi malu hati...apalagi teringat, bahwa hari ini aku bangun kesiangan (jam stengah 5 pagi saja langit sudah ceraah..) jadi tidak sempat sahur untuk puasa sunnah, apalagi Qiyamul Lail. Padahal kedua ibadah yaumiah ini ingin kulatih untuk lebih diistiqomahkan...mengingat sebentar lagi bulan mulia yang telah ditunggu-tunggu akan datang. Semoga masih ada waktu untuk terus bersiap dengan persiapan yang terbaik...
Nah, setelah membaca dari berbagai referensi, saya coba share nih. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menyambut Ramadhan...
1.
Hendaknya kita berdo'a agar Allah mempertemukan kita dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiyat.
Kalau kita ingat-ingat mungkin ada di antara kita yang tahun lalu masih bisa melaksanakan puasa dan tahun ini tidak lagi bisa menjalankannya, karena sudah tidak ada umur. Bahkan saya juga ingat, biasanya di daerah saya, menjelang Ramadhan ada orang yang meninggal dalam waktu hampir bersamaan. *
kalau yg ini, mungkin hanya faktor kebetulan. karena umur adalah rahasia Allah* Dengan badan yang sehat, insya Allah kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan
itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Apalagi tahun ini, umat Islam di Belgia khususnya, akan menjalankan ibadah puasa di musim panas. yang artinya, waktu puasanya bakal panjaaang, sekitar 17-18 jam lamanya. Jadi, kondisi fisik yang sehat mutalk diperlukan...tentu dengan selalu berharap pada pertolongan Allah.
Dari Anas bin Malik r.a.
berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”
Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)
Para
salafush-shalih pun selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia
bulan Ramadan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah
masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, ”
Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.”
Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan,
keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik
agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.
2.
Hendaknya kita syukuri atas karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita.
Al-Imam Nawawi dalam kitab
Adzkar-nya
berkata, ”
Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan
diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai
tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan
keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada
seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan
ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadan telah tiba dan kita dalam
kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah
sebagai bentuk syukur.
3.
Hendaknya kita bergembiralah dengan kedatangan
bulan Ramadan.
Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada
para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan, “
Telah datang kepada
kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan
kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu
surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).
Salafush-shalih
sangat memperhatikan bulan Ramadan. Mereka sangat gembira dengan
kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan
bulan Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya
rahmat.
4.
Hendaknya kita buat agenda kegiatan untuk mendapatkan
manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan.
Ramadhan sangat singkat, berkisar 29 atau 30 hari saja!
Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa
membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah. Hmm...bagi para orang tua, musti jadi orang tua yang kreatif nih. Apalagi Ramadhan kali ini bersamaan dengan musim liburan sekolah (zomer vakantie), yang artinya anak-anak banyak beraktivitas di rumah.
Sebagai alternatif kegiatan, bisa diintip :
http://mideastfood.about.com/od/middleeasternfood101/a/ramadankids.htm ,
http://kluboase.com/2011/08/tantangan-30-hari-klub-oase-album/ , dan insya Allah masih banyak lagi alternatif kegiatan yang seru, mengasyikkan, dan bermanfaat.
Being creative parents!
5.
Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan.
Barangsiapa
jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan
agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas
kebaikan. “
Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang
demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]
6.
Bekali diri dengan ilmu yang terkait dengan ibadah di bulan Ramadhan, seperti hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadan.
Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. "
Al 'ilmu qobla 'amal" Kita wajib
mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadan datang agar puasa
kita benar dan diterima oleh Allah. “
Tanyakanlah kepada orang-orang yang
berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an
surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.
7.
Sambutlah Ramadan dengan tekad
meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk.
Bertaubatlah secara benar dari
segala dosa dan kesalahan. Ramadan adalah bulan taubat. “
Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman,
supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur (24): 31]
Saya jadi ingat, kalau tidak salah... salah satu kebiasaan sahabat Umar bin Khoththob ra adalah beliau bertekad untuk menghilangkan SATU sifat buruk di setiap Ramadhan. So, adakah di antara kita yang tidak punya sifat/kebiasaan buruk?? Saya kira tidak ada. Oleh karena itu, saatnya kita jadikan Ramadhan ini sebagai bulan
training untuk menghapus kebiasaan buruk kita, dan semoga selepas Ramadhan pun kebiasaan buruk tersebut tidak kembali lagi.
8.
Siapkan
jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses
tadzkiyatun-nafs.
Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan,
hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk
melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.
9.
Menyiapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan, misalnya dengan :
- berbagi nasehat kebaikan melalui jejaring sosial yang kita ikuti, seperti FB, twitter, blog, dan sebagainya
- berusaha mengoptimalkan amaliyah sebagai seorang muslim yang baik, karena tidak jarang orang melihat apa yang kita perbuat. Jadikan senyum kita, akhlak kita, pakaian kita, ucapan kita...sebagai sarana dakwah, untuk mendekatkan seseorang kepada Allah dan untuk mengenalkan Islam (bagi non muslim).
dan masih banyak bentuk dakwah yang bisa kita lakukan. Semoga dakwah ini pun tidak berhenti saat Takbir kemenangan 1 Syawal...melainkan justru semakin semangat untuk menyebar kebaikan dan keindahan Islam.
10.
Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih.
Kepada
Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan
melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada
orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan
silaturrahmi. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling
bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang
paling bermanfaat bagi orang lain.
11. Persiapan maaliyah/keuangan.
Mengapa kita perlu juga mempersiapkan hal ini? seperti yang kita pahami bersama bahwa ibadah di bulan Ramadhan, pahalanya akan dilipat-gandakan, termasuk berbagi dengan sesama dalam bentuk shodaqoh, infaq,dan juga ada kewajiban untuk mengeluarkan zakat fitrah. Dengan adanya alokasi dana yang memang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, banyak hal yang akan bisa kita kerjakan, tentu dengan mengharap ridlo Allah.
Kita pun bisa menjalankan ibadah dengan lebih tenang. Bisa dibayangkan, jika di bulan Ramadhan kita masih harus kejar setoran, untuk biaya mudik, angpau ponakan, kue-kue, dan sebagainya. Waktu-waktu yang seharusnya banyak kita gunakan untuk tilawah Al Qur'an, berdzikir, sholat tarawih, hadir di kajian-kajian, dan berbagai ibadah yang dianjurkan lainnya, malahan habis di tempat kerja (atau terkadang, melewatkan sholat tarawih begitu saja dengan alasan capek...atau kadang tidak puasa... Naudzubillahi min dzalik).karena kita justra mengambil kerja extra untuk keperluan tadi. Hal ini tentu pengecualian bagi saudara-saudara yang masuk kategori
dalam orang-orang yang diberikan rukhsoh/keringanan oleh Allah.
Ya, sebenernya, memang apapun yang dilakukan dengan niat mengharap ridlo Allah dan menjalankan amanah, bisa juga bernilai ibadah. Akan tetapi, bukankah akan lebih baik kalau kerjaan kita biasa-biasa saja (seperti hari-hari biasa atau bahkan dikurangkan -dengan catatan tanpa mengurangi produktivitas-), dan kemudian ibadah kita ditingkatkan?
Demikian beberapa persiapan yang bisa kita lakukan, semoga bisa jadi pengingat buat kita semua, khususnya saya sendiri yang masih teruuuus belajar. Semoga Allah memudahkan...
Wallohu a'lam bish showab
Referensi : dari berbagai sumber