woensdag 20 juni 2012

Met Milad Ummiku sayang...






tuuut...tuuut...tuuut....
"Assalamu'alaykum", kata ummi
"Wa'alaykumsalam...Ummi, ini Elly. Selamat ulang tahuuun...", sahutku cepat
"Makasih ya..."jawab ummi lembut
Belum sempat aku berbicara lebih lanjut, ummi sudah memberondongku dengan banyak pertanyaan. Lagi dimana? Sedang apa? Gimana dengan...ini...itu...? lancar? Dan aku pun menjawabnya dengan detail...panjang...lebar... Seperti lagi diwawancarai. hmmm...Berasa jadi orang penting. Ya...begituah sosok ummi, selalu perhatian. selalu ingat apa yang sedang aku geluti. Khususnya dengan rencana kami untuk menunaikan rukun Islam kelima, di tahun ini. Di akhir penjelasan, aku pun minta do'a beliau, agar Allah memberikan kelancaran semua urusan ini. Ummi pun meng-Aamiin-kan.
Kemudian, aku pun mengembalikan pembicaraan ke topik utama urusan telpon menelepon kali ini.
"Ummi pingin hadiah apa?", tanyaku ingin tahu. Berharap ummi menyebutkan sesuatu yang bisa kupenuhi. Mengingat aku belum banyak membahagiakannya...hmm, apa salahnya di hari ini aku memberikan apa yang beliau inginkan?
"Lha...kan sudah.", jawab ummi singkat.
Seolah menangkap kebingunganku, beliau meneruskan, "Kirimanmu kemarin, ummi tambahin dikit. Terus ummi beliin HP. HP made in C*** koq".
"HP ummi rusak?", tanyaku kembali setelah aku ingat transferanku beberapa hari yg lalu, yg tiada seberapa itu, bahkan untuk beli HP itu pun ga cukup.
"Ngga, itu loh...ummi beli HP yg bisa buat ngaji. Dah dari dulu ummi pingin itu", jawab ummi dengan senang
"Bisa buat ngaji?", tanyaku lagi
"Ya, HP ini memorinya besar, ga seperti HP yang ummi pake ini. jadi, tambah banyak surat yang bisa di-install. Selain mendengar murottal, biisa sambil baca juga karena layarnya lebar....", jawab ummi panjang lebar.
"Oo...syukurlah, alhamdulillah" jawabku singkat, sambil merenung. Ummi tetep seperti yang dulu...sederhana. Aku juga senang, ummi semakin menyibukkan diri dengan hal-hal yang mendekatkan diri pada Allah.
Setelah ngobrol tidak kurang dari 20 menit...sekaligus saling berlepas rindu, bertukar kabar..., aku pun menyudahi telepon dengan berucap, "Udah dulu ya Ummi. Moga ummi sehat terus... jangan cape-cape. semoga selalu dilapangkan rizkinya, dicukupkan sama Allah". Sejujurnya kuucapkan kalimat-kalimat penutup ini dengan dada sesak, mata memanas, dan mulut yang terbata-bata...
Bak sekam yang tersulut api, ummi yang berada di ujung telepon menjawab dengan suara bergetar, "Aamiin...makasiih yaa... Ati-ati yo Nduk, mugo lancar kabeeh...".
Aku yang tidak bisa lagi banyak kata menjawab, "Nggih ummi, insya Allah...matur nuwun, do'ain terus ya. Assalamu'alaykum"
"Wa'alaykumsalam warohmatullohi wabarokatuh", sambung ummi dengan nada yang tampak ditegar-tegarkan, meski kuyakin air mata sejuknya sudah menetes...menyisakan aku yang duduk termangu larut dalam haru, sambil terus memanjatkan do'a untuk ummi tercinta.
Click, sambungan telepon terputus.

Ya Allah, ampuni hamba yang belum berterima kasih dengan layak pada ummi, atas semua cinta, kasih sayang dan pengorbanannya
Ya Allah, hanya kepada-Mu beliau kutitipkan, semoga beliau selalu berada dalam perlindungan-Mu
Ya Allah, hanya kepada-Mu hamba memohon...
Karuniakanlah ummi kesehatan yang barokah dan bukakanlah jalan kebaikan untuknya
Karuniakanlah ummi kekuatan, ketegaran dan kesabaran
Karuniakanlah beliau keimanan yang semakin kuat setiap harinya, hingga ajal menjemput
Muliakanlah beliau di dunia dan di akhirat (nanti), Ampunilah khilafnya dan jadikanlah ia orang yang dicintai orang-orang yang disekelilingnya...aamiin 
Robbighfirlii waliwalidayya warhamhuma kamaa robbayaani shoghiiro

I love u, Ummi.

Leuven, 20 Juni 2012

Geen opmerkingen:

Een reactie posten