Alhamdulillah, setelah beberapa hari yang lalu mendapat kabar bahwa tulisanku tentang pengalaman berpuasa Ramadhan di Belgia diterima sebagai sebuah proyek buku Antologi Ramadhan, tadi pagi kembali.... mendapat kabar baik bahwa tulisanku yang lain, dengan tema "Jodohku", juga LOLOS untuk diikutkan dalam sebuah buku yang akan ditulis oleh mbak Ida Fauziah yang kukenal dari forum IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis), tepatnya IIDN-Luar negeri.
Alhamdulillah tambah semangat belajar menulis... Semoga saya juga bisa menerbitkan buku solo. Hmm, saya butuh ide nih? kira-kira menulis tentang apa ya? Any idea? ^__*
Alhamdulillah lagi, tadi sore saya bertemu dengan teman yang baru datang dari Indo. Baru mudik ceritanya... eeh, dapet oleh-oleh. Alhamdulillah...ini nih saya bagi... *bagi fotonya yaa...*
*bukan sdg promosi looh.....
Wah...kumplit kaan... Segera singsingkan lengan baju...hehe. Masak-masak...^__^ Matur tengkyuu oleh-olehnya. Itung-itung sebagai "obat rindu" negeri tercinta...hehe.
Subhanalloh, itu baru sbagian kecil kenikmatan yang telah Allah beri padaku hari ini, selain bisa bertemu dg ibu-ibu sholehah di "taman surga"nya...bersilaturrahim dan belajar Al Qur'an bersama tetangga2 yang org2 Maroko, nyicipin kus-kus yang enak jg...hehe, dan masih banyak lagi...
Alhamdulillah, smg bisa mensyukuri itu smua... Jum'ah mubarok!
Alhamdulillah, insya Allah tahun ini, karyaku bertambah. Salah satu tulisanku tentang Pengalamanku ber-Ramadhan di Belgia diterima menjadi salah satu naskah di buku antologi Ramadhan yang dikoordinir oleh Mbak Leyla Imtichanah.
Ayooo semangat menulis lagi...
Semoga ada buku solo saya yg juga terlahir tahun ini, Any idea? Nulis tentang apa ya?
Perintah menunaikan ibadah haji turun pada tahun ke-9 Hijrah.
Hal ini sesuai firman Allah dalam QS Ali Imron 96-97:
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;
Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”
Rasulullah bersabda, "Barang siapa berhaji di Baitullah, kemudian dia tidak berkata-kata kotor atau berbuat dosa, ia kembali dari haji seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya."
(HR Bukhari dari Abu Hurairah)
Alhamdulillahi robbil 'alamin, kemarin malam aku berkesempatan mengikutiSharing Online tentang ibadah haji yang diselenggarakan oleh MULIA (muslimah Indonesia di Belgia). Bahkan aku sendiri yang termasuk di Tim MULIA, kali ini juga berperan sebagai moderator. Ini rasanya salah satu jalan untuk mengetahui informasi bagaimana menjalankan ibadah haji dari sini (Belgia).
Subhanallah, antusiasme beberapa ibu yang telah melaksanakan ibadah tahun lalu berbagi pengalaman menjadi point penting di acara ini. Mereka dengan senang hati membagikan pengalamannya, terkait cara pendaftaran, biaya ONH, persiapan, tips sampai pengalaman spiritual yang dialami. belasan ibu-ibu yang hadir di acara online ini pun tidak ragu mengajukan beberapa pertanyaan. Insya Allah untuk detail notulensi Sharing ini kita tunggu dari MULIA saja ya...hehe.
Aku dan suami yang memang sudah memiliki niat untuk melaksanakan ibadah haji, semakin mengencangkan niat, meluruskannya dan menyempurnakan ikhtiar. Dari banyak informasi yang kudapat pun semakin ada "bayangan" seandainya kami melaksanakan ibadah haji dari belgia. Jazakunalloh khoir ibu-ibu hajjah atas sharing dan motivasinya...insya Allah niat ini semakin kuat tertanam, semoga Allah memudahkan.
Dari pengajian yang berlangsung selama 2 jam ini, aku mendapat banyak pencerahan yang kucoba kugoreskan dalam sebuah catatan kecil yang berjudul "Meretas jalan menuju haji yang mabrur".
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Artinya: “Haji yang mabrur tiada balasan baginya kecuali surga”.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Apa saja yang sebaiknya kita kerjakan agar haji mabrur tidak lagi menjadi sebatas angan?
Niat --> Haji adalah salah satu kewajiban yang dibebankan bagi setiap muslim yang "mampu". Di sisi lain, haji juga merupakan panggilan Allah. Oleh karena itu, kita perlu bertanya pada diri kita, "Sudahkah kita berniat untuk menunaikan ibadah haji?". Kalau belum, mari kita tanamkan sekarang juga. Mari kita tumbuhkan niat itu di dalam hati sehingga niat ini nantinya yang akan menguatkan langkah dalam menyempurnakan ikhtiar. Kalau sudah, mari kita meluruskan niat lillahi ta’ala, bukan karena merindukan gelar atau dipanggil Bu haji atau Pak haji.
Ikhtiar ruhiyah --> Secara ruhiyah, ibadah haji sangatlah bersifat spiritual. Lokasi, waktu dan tata cara ibadah yang dipilih khusus oleh Allah ini menjadikan ibadah ini sebagai sebuah ibadah yang tidak biasa. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkannya dengan bekal “taqwa”. Mari kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan yang kita punya. Ingatlah akan sebuah hadits, yang menyebutkan bahwa keimanan itu naik dengan amal sholeh dan turun dengan kemaksiatan. So, mari kita perbaiki kualitas dan kuantitas ibadah kita. Sholat kita, puasa kita, tilawah kita, dan sebagainya. Di sisi lain, kita juga hendaknya mulai mengurangi, meninggalkan atau menjauhi kemaksiatan.
Ikhtiar lahiriyah --> Secara lahiriyah, banyak persiapan yang bisa kita kerjakan, yaitu dengan menjaga kesehatan fisik (menjaga makanan, pola hidup, kesehatan dan olah raga) dan mencari informasi tentang ibadah haji (ilmu syar'i-nya/tata cara pelaksanaan ibadah haji dan informasi pendaftaran)
Ikhtiar maaliyah --> Keuangan adalah salah satu hal yang perlu kita persiapkan agar kita dapat menunaikan ibadah haji, meski kita banyak juga mendengar kisah orang-orang yang "tidak mampu" di mata kita, tapi tetep mendapat "panggilan" dari Allah untuk berangkat haji. Namun sebagai bukti kesungguhan ikhtiar ini, ada baiknya kita sungguh-sungguh berusaha menabung/mempersiapkan keuangan untuk membayar ONH/Ongkos naik Haji. Misalnya, dengan membuka tabungan haji, mengalokasikan sebagian uang bulanan untuk dipersiapkan sebagai ONH, dan sebagainya.
Melaksanakan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan harta kekayaan, seperti zakat, nadzar, hutang, janji.
Menunaikan janji-janji dan menyelesaikan urusan-urusan yang menjadi tanggung jawab kita, khususnya yang bersifat kewajiban kita pada sesama.
Pembiasaan ibadah sehari-hari, sehingga ketika kita berada di tanah suci, kita akan dapat melaksanakan ibadah dengan optimal dan memanfaatkan setiap waktu dengan ibadah. Do'a-do'a yang dianjurkan untuk dibaca saat ibadah haji pun, hendaknya kita persiapkan dengan dipahai maknanya dan dihafal (tidak harus siiy, kan tetep bisa membawa bukunya :-)).
Bertaubat kepada Allah, mohon maaf dan memaafkan sesama manusia.
Berdo'a. Setelah menanamkan niat yang ikkhlas, menyempurnakan ikhtiar lahir-batin-maal, menunaikan segala kewajiban pada Allah dan sesama, tinggal meng-istiqomah-kan doa dan bertawakal.
Bekal yang perlu melekat pada diri kita, khususnya saat kita sedang melaksanakan ibadah haji, adalah bekal taqwa, istighfar, menjaga lidah dan pandangan, dan menjaga kesehatan.
Insya Allah dengan melakukan itu semua, Allah akan memudahkan jalan kita untuk menjadi salah satu yang mendapat undangan-Nya ke Baitullah dan menjadikan haji kita haji yang mabrur.
Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaika La syarika laka labbaik. Innal hamda wa nikmata laka wal-mulka laa syarii kalak.
Aku datang ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu.
Aku datang, dan Kau tidak memiliki tandingan, dan aku penuhi panggilan-Mu.
Segala pujii dan segala nikmat adalah milik-Mu dan juga segala kekuasaan adalah milik-Mu. Kau tidak memiliki tandingan
Alhamdulillah kemarin kami berkesempatan hadir di acara gatheringnya IMSAL
Berdiskusi (khususnya bapak2nya saja, para ibu sibuk berchit-chat sambil saling tukar no telpon dan no HP, anak-anak sibuk bermain sendiri...hehe)
Bersilaturrahim
Bertemu saudara baru
Mencicipi beraneka makanan ala Pakistan, seperti nasi briyani, salad, beraneka kue yang super maniiis (lupa namanya)
Alhamdulillah...
Bahkan sempat "mbungkus" karena porsi makanannya terlalu banyak...hehe
Saat bertemu dengan ustadz di Brussel, saya sempat menanyakan Metode Mutiara Qur'ani. Apakah metode ini? Sekedar informasi... Metode ini adalah salah satu metode cara membaca Al Qur'an, seperti metode IQRA', Qiro'ati, Al Barqi, Tilawati, dan lain sebagainya, yang sudah kita kenal. Metode ini disusun oleh Ust. Arifin Hamim, Al Hafizh (beliau adalah kakak dari Ust. Taufik Hamim) dan digunakan di yayasan Muntada. Metode ini digunakan untuk membaca Qur'an versi Mushaf Madinah (Rosm Utsmani).
Mengapa saya tertarik? Hmm...sebenernya saya ingin memakai metode ini untuk memperbaiki bacaan Al Qur'an saya. Selain itu, saya juga melihat antusiasme muslim di sini untuk belajar Al Qur'an. Siapa tahu saya bisa menjadi "penyambung lidah"...hehe. Apalagi saya juga punya sedikit basic pengajar TPA...hehe. Dan sekarang pun sedang mendampingi beberapa ibu2 dan anak2 Maroko yg ingin belajar mengaji, dan membantu jg di TPA Hasselt (komunitas beberapa muslim Indo di hasselt, yang anak-anaknya pada diajarin ngaji). Intinya karena saya cinta Al Qur'an lah dan ingin bisa membantu diri saya dan org lain untuk "mengapresiasikan" cinta ini, khususnya dengan membaca AL Qur'an yg baik dan benar.
Sayang sekali, karena keterbatasan waktu Ustadz selama di Brussel, beliau tidak bisa menjelaskan panjang lebar. Akan tetapi, kabar gembiranya, beliau menginformasikan akan ada "Training for Trainer" alias Dauroh Metode Mutiara Qur'ani (MQ) untuk pengajar TPA di SGB, Utrecht, Belanda, beberapa hari mendatang. Alhamdulillah saya kenal dengan beberapa pengajarnya... Sepulang dari acara di Brussel ini, langsung saya mengontak mereka. Alhamdulillah...gayung bersambut, kami dipersilakan untuk ikut acara ini. Bahkan ada teman yang menyediakan tempat penginapannya, karena acara ini sendiri dilaksanakan selama 2 hari. Kalau sudah rejeki mah... emang ga bakal kemana :-)).
Alhamdulillah, tgl 29 Desember, hari Kamis jam enam pagi, sebelum subuh (iyaa... shubuhnya baru jm 06.45 CET..so, akan shubuh-an d kreta nih), kami keluar rumah. menuju halte bus, dengan tujuan stasiun Leuven. Karena beberapa saat menunggu di halte terdekat, bus yang kami tunggu belum juga muncul, kami memutuskan untuk berjalan (setengah berlari tepatnya...hehe) menuju halte yang lain yang pilihan busnya lebih banyak :-). Alhamdulillah tak perlu menunggu lama, saat kami sampai di halte Rijschoolstraat ada bus yang datang. Bus itu membawa kami ke stasiun. Op tijd! Saat sampai di stasiun, kulirik jam di HP, karena emang ga punya jam tangan...hehe, masih ada waktu skitar lima belas menit. Akhirnya kami berjalan santai menuju perron tempat kereta kami. Kami tidak langsung menuju Utrecht, Belanda. Kami memilih "mampir" sebentar di Brussel, dari sana kami bisa memiliih kereta arah ke Utrecht, meski nantinya harus ganti kereta lagi di Rotterdam.
Setelah total perjalanan sekitar 4 jam, sampailah kami di stasiun Utrecht Central. Alhamdulillah... Dari sini, kami masih harus naik bus. Alhamdulillah tidak sulit mencarinya. Sesampainya di halte bus yang dituju, kami mencari lokasi rumah teman kami, dimana pelatihan ini akan dilaksanakan, pada peta yang terpasang. Syukurlah tidak terlalu sulit menemukannya....
Lima belas menit sebelum jadwal di "undangan", alhamdulillah kami sudah berada di lokasi. Sambutan hangat si tuan rumah serasa mampu menghilangkan penat setelah perjalanan selama hampir lima jam. Apalagi semangat untuk menimba ustadz yang sudah jauh-jauh datang dari Indonesia juga masih berkobar.
Satu per satu peserta berdatangan. Peserta yang berjumlah tak lebih dari 10 orang ini adalah semua pengajar (dan calon pengajar) TPA di SGB, sebuah yayasan yang bercita-cita mendirikan sebuah masjid dan Islamic center di Utrecht. Plus 2 orang stranger dari Belgia, aku dan suamiku.
Setelah sholat dhuhur berjama'ah dan makan siang, acara inti dimulai. Meski terlambat dari jadwal yang direncanakan, semoga keberkahannya tidak berkurang.
Acara diawali dengan perkenalan oleh setiap peserta dan sekaligus masing-masing menceritakan aktivitasnya masing-masing yang tidak jauh dari pengajaran Al Qur'an. Ada yang pernah mengikuti pelatihan metode Qira'ati, Iqra, BCM (Bermain Cerita dan menyanyi), dan ada juga yang belum pernah mengikuti pelatihan apapun. Kita juga diminta untuk memperdengarkan bacaan Al Qur'an kita, agar ustadz mengetahui kemampuan baca Qur'an kita.
Nah, kini tiba gilirannya ustadz memperkenalkan Metode MQ yang katanya sudah diperkenalkan tidak hanya di tanah air, tetapi juga di Australia dan US.
Secara umum, kalau boleh saya simpulkan metode ini :
1. menggunakan pedoman mushaf Madinah (rosm Utsmani) --> hal ini, menurut saya salah satu kelebihannya. karena mushaf ini berstandar, berbeda dg Qur'an cetakan Indo, beda penerbit terkadang terdapat perbedaan tanda baca (biasanya tanda waqaf yang berbeda) dan bentuk hurufnya juga.
2. Metode ini menggunakan 2 buku, yaitu buku dasar dan pedoman tajwid. Bukunya pun tipis.
3. Contoh kata-kata yang digunakan dalam bukunya diambil dari kosakata dalam Al Qur'an, begitu juga contoh-contoh kalimatnya. bahkan penulisannya mencontoh font Arab Qur'an mushaf madinah yang asli.
4. Metode ini cukup sederhana dan aplikatif, insya Allah kita akan cepat bisa.
Setelah itu, barulah kita membahas halaman per halaman. Sebagai calon guru, tentu kita harus lebih baik atau selangkah lebih maju lah dari murid-muridnya. Dengan pembahasan yang cukup lugas dan jelas dari ustadz, kami semua dapat mengikutinya dengan baik. Pelatihan di hari pertama ini diakhiri sampai waktu ashar saja, karena sebagian pesertanya ada yang harus berangkat kerja.
Beruntung sekali, setelah acara ditutup pun kami masih bisa berdialog dengan ustadz, menanyakan hal-hal yang bersifat detail tentang Cara membaca Al Qur'an yang baik dan benar.
Keesokan harinya, Jum'at, acara dimulai pukul 11 untuk melanjutkan pembahasan buku 1 MQ. Karena keterbatasan waktu Buku 2 tidak sempat terbahas, dan ustadz mempersilakan jika kita ingin membahas buku 2 nanti secara online. Setelah "maraton" plus diselingi sholat dan makan, alhamdulillah buku setebal 53 halaman ini selesai pula dibahas saat jam menunjukkan pukul lima sore. Selesai?? beluuum... masih ada lagi buku yang belum dibahas, yaitu buku "Jurus Jitu menghafal Al Qur'an". Buku ini merupakan kumpulan tanya jawab atau konsultasi tahfidz di www.warnaislam.com yang diasuh oleh Ust. Taufik Hamim. Subhanalloh, buku ini serasa mengupas tuntas pertanyaan-pertanyaanku seputar menghafal Al Qur'an, apalagi dilengkapi beberapa kisah penghafal Al Qur'an. Smangaaat.... Hmm, buat teman-teman yang penasaran dengan isi bukunya, sabar yach... Resensinya menyusul...^_^
Di hari terakhir di Belanda, hari Sabtu, saya menyempatkan menghadiri acara KIAT (Kajian Awal dan Akhir Tahun) tahun ini d SGB. Sekilas tentang acara KIAT, biasanya acara ini dilaksanakan dengan mabit (bermalam). Namun, tahun ini agak istimewa, panitia mendesain acara yang cukup cantik..."Parade Al Qur'an". Penasaran acaranya seperti apa? Baca saja di liputannya ya... di sini . Subhanalloh, jadi disemangati sama adek-adek nih... Semoga semakin banyak terlahir generasi Qur'ani... Amien
Subhanalloh, akhir tahun yang cukup berkesan bagiku... Semoga barokah, dan semoga ini menjadi awalan untuk terus menghiasi hari-hari ke depan dengan Al Qur'an, dengan tilawah (membacanya dengan benar), tadabbur (menela'ahnya), hifzh (menghafalnya), Al 'amalu bihi (mengamalkannya), dan mengajarkannya.
Alhamdulillah...kita sudah berada di hari-hari pertama di tahun 2012.
Nah, saya mau berbagi pengalaman saya di penghujung akhir tahun kemarin...
Ceritanya, ada salah seorang ustadz dari Indonesia yg datang ke Belanda dalam rangka Safari Al Qur'an selama kurang lebih 3 pekan. Beliau adalah Ust. Taufik Hamim Efendi, Lc MA. Alhamdulillah, beliau menyempatkan diri mengunjungi kami yang di belgia. Saya dan suami yang sebelumnya sudah menjadi "murid" beliau untuk pengajaran Tahsin secara online, akhirnya berkesempatan pula untuk bertatap muka dengan Ustadz.
Hari Senin, tgl 26 Desember 2011, bertempat di kediaman salah seorang warga Indonesia di Brussel, yakni kediaman Pak Edi, kami berkumpul untuk mendengar tausyiah dan diajarkan cara membaca al Qur'an yang baik, sesuai aturan bacanya. Alhamdulillah, siang itu berkumpul sekitar 15-an orang plus beberapa orang bergabung secara online via skype. Tidak banyak memang, karena hari-hari ini musim liburan dan sebagian harus masuk kerja. Meski sedikit, semoga barokah yang didapatkan banyaaaak...Amin.
Setelah sholat dhuhur berjama'ah dan menikmati hidangan makan siang, acara inti pun dimulai. Kita diminta masing-masing membaca beberapa ayat Al Qur'an. Ternyata tidak ada di antara kita yang bacaannya sempurna, termasuk saya :(( Astaghfirullah, meski saya dan suami sudah menjadi murid Tahsin beliau, masih juga melakukan satu-dua kesalahan. ya Allah, jujur saja...saya malu. malu karena sebagian orang menyebut saya "guru ngaji". Saya memang membagi ilmu baca qur'an yang saya punya (meski masih sedikiiit) pada orang lain, saat di Indo dulu maupun di Belgia saat ini. Betapa malu-nya saya...Betapa Allah telah menutupi kekurangan saya, sehingga tak tampak di hadapan mereka. Tetapi, sesaat kemudian saya teringat akan sebuah petuah bijak... "Orang yang hebat itu bukan yang tak pernah melakukan kesalahan, tetapi mereka yang ketika melakukan kesalahan itu berusaha tidak mengulangi kesalahan yang sama dan mengambil pelajaran." Artinya, saya harus terus belajar...filosofi "air teko", learn, know and share. Learning by doing. Long life learning. Bersyukur rasanya berkesempatan belajar al Qur'an langsung pada ahli-nya. Hal itu pun yang dirasakan semua yang hadir. Satu per satu bergiliran membaca dan dengan sabar ustadz membetulkan bacaan yang salah. Tak ketinggalan anak-anak pun ikut serta "menyetorkan" bacaannya.
Setelah sesi praktek baca Qur'an, dilanjutkan dengan sesi tausyiah. Dalam sesi ini, Ustadz memberikan motivasi agar kita berusaha untuk berinteraksi dengan al Qur'an. Dan interaksi yang paling minimal adalah membaca, tentunya dengan membaca sesuai aturannya. Mengapa? karena banyak keutamaan yang diraih para ahli qur'an. Semoga kita termasuk di dalamnya...Amien
Setelah sesi ini pun ada yang menanyakan tentang bagaimana kiat agar sabar dalam mendidik anak, bagaimana mengajarkan hafalan pada anak, dan sebagainya. Ustadz yang cukup berpengalaman dalam dunia al Qur'an ini dan mengelola sebuah yayasan muntada ahlil qur'an (komunitas penghafal Al Qur'an), menjawab dengan tuntas. Ngomong-ngomong tentang yayasan Muntada ini, beliau menyampaikan bahwa ada kesempatan untuk beramal bagi kita-kita yang ada di sini. Ayo...siapa yang ingin menjadi donatur bagi yayasan yang menjadi komunitas para penghafal Al Qur'an. Insya Allah akan menjadi amal jariyah.... Pada kesempatan ini pun, pak Edi menyerahkan "titipan" dari ibu-ibu di Belgia untuk Ustadz dan yayasan Muntada...Semoga menjadi amal sholih bagi ibu-ibu dan barokah.
Di penghujung perjumpaan ustadz, memberikan kenang-kenangan 2 buah buku, yaitu buku "Jurus Jitu Menghafal Al Qur'an" karya beliau dan buku profil Yayasan Muntada untuk kami. Semoga kami bisa menjadi ahli Qur'an. Jazakallohu khoir ustadz...