maandag 16 januari 2012

Meretas Jalan Menuju Haji yang Mabrur

sumber foto:carahaji.com


Perintah menunaikan ibadah haji turun pada tahun ke-9 Hijrah.
Hal ini sesuai firman Allah dalam QS Ali Imron 96-97:  
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. 
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; 
Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

 Rasulullah bersabda, "Barang siapa berhaji di Baitullah, kemudian dia tidak berkata-kata kotor atau berbuat dosa, ia kembali dari haji seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya."
(HR Bukhari dari Abu Hurairah)

Alhamdulillahi robbil 'alamin, kemarin malam aku berkesempatan mengikutiSharing Online tentang ibadah haji yang diselenggarakan oleh MULIA (muslimah Indonesia di Belgia). Bahkan aku sendiri yang termasuk di Tim MULIA, kali ini juga berperan sebagai moderator. Ini rasanya salah satu jalan untuk mengetahui informasi bagaimana menjalankan ibadah haji dari sini (Belgia).

Subhanallah, antusiasme beberapa ibu yang telah melaksanakan ibadah tahun lalu berbagi pengalaman menjadi point penting di acara ini. Mereka dengan senang hati membagikan pengalamannya, terkait cara pendaftaran, biaya ONH, persiapan, tips sampai pengalaman spiritual yang dialami. belasan ibu-ibu yang hadir di acara online ini pun tidak ragu mengajukan beberapa pertanyaan. Insya Allah untuk detail notulensi Sharing ini kita tunggu dari MULIA saja ya...hehe.

Aku dan suami yang memang sudah memiliki niat untuk melaksanakan ibadah haji, semakin mengencangkan niat, meluruskannya dan menyempurnakan ikhtiar. Dari banyak informasi yang kudapat pun semakin ada "bayangan" seandainya kami melaksanakan ibadah haji dari belgia. Jazakunalloh khoir ibu-ibu hajjah atas sharing dan motivasinya...insya Allah niat ini semakin kuat tertanam, semoga Allah memudahkan.

Dari pengajian yang berlangsung selama 2 jam ini, aku mendapat banyak pencerahan yang kucoba kugoreskan dalam sebuah catatan kecil yang berjudul "Meretas jalan menuju haji yang mabrur".


Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
Artinya: “Haji yang mabrur tiada balasan baginya kecuali surga”. 
(HR. Bukhari dan Muslim)

Apa saja yang sebaiknya kita kerjakan agar haji mabrur tidak lagi menjadi sebatas angan?
  1. Niat --> Haji adalah salah satu kewajiban yang dibebankan bagi setiap muslim yang "mampu". Di sisi lain, haji juga merupakan panggilan Allah. Oleh karena itu, kita perlu bertanya pada diri kita, "Sudahkah kita berniat untuk menunaikan ibadah haji?". Kalau belum, mari kita tanamkan sekarang juga. Mari kita tumbuhkan niat itu di dalam hati sehingga niat ini nantinya yang akan menguatkan langkah dalam menyempurnakan ikhtiar. Kalau sudah, mari kita meluruskan niat lillahi ta’ala, bukan karena merindukan gelar atau dipanggil Bu haji atau Pak haji.
  2. Ikhtiar ruhiyah --> Secara ruhiyah, ibadah haji sangatlah bersifat spiritual. Lokasi, waktu dan tata cara ibadah yang dipilih khusus oleh Allah ini menjadikan ibadah ini sebagai sebuah ibadah yang tidak biasa. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkannya dengan bekal “taqwa”. Mari kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan yang kita punya. Ingatlah akan sebuah hadits, yang menyebutkan bahwa keimanan itu naik dengan amal sholeh dan turun dengan kemaksiatan. So, mari kita perbaiki kualitas dan kuantitas ibadah kita. Sholat kita, puasa kita, tilawah kita, dan sebagainya. Di sisi lain, kita juga hendaknya mulai mengurangi, meninggalkan atau menjauhi kemaksiatan.
  3. Ikhtiar lahiriyah --> Secara lahiriyah, banyak persiapan yang bisa kita kerjakan, yaitu dengan menjaga kesehatan fisik (menjaga makanan, pola hidup, kesehatan dan olah raga)  dan mencari informasi tentang ibadah haji (ilmu syar'i-nya/tata cara pelaksanaan ibadah haji dan informasi pendaftaran)
  4. Ikhtiar maaliyah --> Keuangan adalah salah satu hal yang perlu kita persiapkan agar kita dapat menunaikan ibadah haji, meski kita banyak juga mendengar kisah orang-orang yang "tidak mampu" di mata kita, tapi tetep mendapat "panggilan" dari Allah untuk berangkat haji. Namun sebagai bukti kesungguhan ikhtiar ini, ada baiknya kita sungguh-sungguh berusaha menabung/mempersiapkan keuangan untuk membayar ONH/Ongkos naik Haji. Misalnya, dengan membuka tabungan haji, mengalokasikan sebagian uang bulanan untuk dipersiapkan sebagai ONH, dan sebagainya.
  5. Melaksanakan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan harta kekayaan, seperti zakat, nadzar, hutang, janji.
  6. Menunaikan janji-janji dan menyelesaikan urusan-urusan yang menjadi tanggung jawab kita, khususnya yang bersifat kewajiban kita pada sesama.
  7. Pembiasaan ibadah sehari-hari, sehingga ketika kita berada di tanah suci, kita akan dapat melaksanakan ibadah dengan optimal dan memanfaatkan setiap waktu dengan ibadah. Do'a-do'a yang dianjurkan untuk dibaca saat ibadah haji pun, hendaknya kita persiapkan dengan dipahai maknanya dan dihafal (tidak harus siiy, kan tetep bisa membawa bukunya :-)).
  8. Bertaubat kepada Allah, mohon maaf dan memaafkan sesama manusia.
  9. Berdo'a. Setelah menanamkan niat yang ikkhlas, menyempurnakan ikhtiar lahir-batin-maal, menunaikan segala kewajiban pada Allah dan sesama, tinggal meng-istiqomah-kan doa dan bertawakal.
  10. Bekal yang perlu melekat pada diri kita, khususnya saat kita sedang melaksanakan ibadah haji, adalah bekal taqwa, istighfar, menjaga lidah dan pandangan, dan menjaga kesehatan.
Insya Allah dengan melakukan itu semua, Allah akan memudahkan jalan kita untuk menjadi salah satu yang mendapat undangan-Nya ke Baitullah dan menjadikan haji kita haji yang mabrur.

Labbaik Allahumma Labbaik. 
Labbaika La syarika laka labbaik. 
Innal hamda wa nikmata laka wal-mulka laa syarii kalak.
Aku datang ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu.
Aku datang, dan Kau tidak memiliki tandingan, dan aku penuhi panggilan-Mu.
Segala pujii dan segala nikmat adalah milik-Mu dan juga segala kekuasaan adalah milik-Mu. Kau tidak memiliki tandingan

Tausyiah Buya Hamka tentang Ibadah Haji



Leuven, 16 januari 2012 - 22 Safar 1433 H

Geen opmerkingen:

Een reactie posten