vrijdag 24 augustus 2012

Ramadhankoe : Ini Ramadhan keempat (2)

Tadarus Al Qur'an Online, Khatam Tiga kali 

Alhamdulillah di sini ada perkumpulan ibu-ibu yang mengadakan pengajian rutin setiap hari Jum'at, kebetulan saya diminta untuk mengkoordinir. Nah beberapa waktu sebelum Ramadhan, kita sempat membicarakan tentang keberlangsungan pengajian kita selama ramadhan. Eh...kemudian ada yang usul untuk dilaksanakan Tadarus Al Qur'an. Ada yang usul sepekan sekali, 2 kali per pekan sampai setiap hari Senin-Jum'at. Sungguh di luar dugaan, sebagian besar menyetujui usulan tadarusan setiap hari. bahkan kemudian, ibu-ibu yang selama ini jarang hadir pengajian pun ikut bergabung. Sungguh berkah Ramadhan, mampu menggerakkan hati orang-orang untuk melakukan amal kebajikan. Akhirnya disepakati bahwa selama Ramadhan kita akan melaksanakan tadarus Al Qur'an dari hari Senin-Jum'at, mulai jam 10-12. Nah, kemudian saya usulkan, agar tadarusannya ada nilai plus-nya, ngajinya 1,5 jam saja, kemudian stengah jam sisanya dipakai untuk membacakan terjemah/tafsir dari ayat-ayat yang dibaca. Jadi skalian mentadabburi begitu... Dan tentunya, selama ngaji, diharapkan kita juga bisa membenahi bacaan Al Qur'an kita. Saling mengingatkan begitu lah kira-kira.

Sepulang saya dari Praha dan setelah saya 'suci", saya baru bisa bergabung dengan grup tadarusan. Alhamdulillah, saya yang biasanya membutuhkan waktu beberapa hari untuk beradaptasi dengan ritme/target tilawah setelah "cuti", kali ini saya tidak butuh waktu lama. melihat semangat ibu-ibu dalam membaca Al qur'an, saya jadi ketularan semangatnya. Alhamdulillah...inilah salah satu keuntungannya kalau berkumpul dengan orang-orang sholeh:-)

Dalam sekali tadarusan, biasanya yang "hadir" sekitar 4-7 orang. Kami membaca selembar-selembar secara bergiliran. Saat seseorang membaca, peserta yang lain musti menyimak untuk kemudian membetulkan jika ada bacaan yang salah. Nah, sejak saya bergabung, saya nih yang ketiban sampur alias kebagian tugas untuk mengkoreksi bacaan Al Qur'an. padahal ilmu tahsin saya masih sangat sedikit dan saya juga masih terus belajar. 'ala kulli hal, saya bersyukur, ilmu yang sedikit ini bisa membawa manfaat. Meski demikian, saya pun minta diingatkan juga kalau melakukan kesalahan saat membaca. Sungguh, saya sangat terharu dengan semangat ibu-ibu untuk menghiasi hari dengan Al Qur'an, begitu pula mereka tidak marah jika saya menyela untuk membetulkan bacaan yang kurang tepat.

Setelah membaca bergiliran, salah satu dari kami membacakan terjemah dari ayat-ayat yang kita baca. Jika ada hal-hal yang kurang jelas biasanya kami berdiskusi. Kadang-kadang kita baca juga tafsirnya. Alhamdulillah kami bisa men-download (sebagian) tafsir yang ada e-book-nya, seperti tafsir Ibnu Katsir dan Fii Dzilalil Qur'an. Ada juga ibu-ibu yang memiliki Al Qur'an yang ada keterangan asbabun nuzul/hadits yang terkait (seperti mushaf Al Burhan). Alhamdulillah, kami jadi lebih bisa memahami apa yang sudah kami baca dengan cara seperti ini.

Acara tadarusan pun diakhiri dengan pembagian bacaan mandiri, maksudnya ibu-ibu yang ingin membaca sendiri, di luar jadwal Tadarusan, bisa saling melanjutkan bacaannya. Nah kemudian batas bacaan yang paling akhir akan kita baca saat Tadarusan keesokan harinya. Biasanya ibu-ibu yang berhalangan untuk hadir online, juga ikutan tadarusan dengan membaca mandiri seperti ini. Subhanalloh, malu hati ini...melihat ibu-ibu yang kesibukannya jelas, pasti lebih sibuk dari saya, mulai mengurus rumah, mengurus anak dan ada pula yang bekerja, saling berlomba-lomba... tak heran di hari ke-11 Ramadhan kami sudah khatam untuk pertama kalinya, kemudian dilanjutkan hari ke 20 ramadhan kita khatam untuk kali yang kedua.

Setelah khatam yang kedua ini, saya mengusulkan agar agenda tadarusan kita divariasikan lagi. 1 jam tilawah bergiliran, stengah jam baca terjemah/tafsir, dan stengah jam "bedah tajwid". Kenapa saya usul ada bedah tajwid? itu berdasar pengamatan sederhana saya saja. Saat membaca juz 'amma, ternyata masih banyak yang membacanya belum sesuai tajwid. jadilah saya mengusulkan dalam satu pertemuan dibedah satu surat pendek. Alhamdulillah, gayung bersambut...dan akhirnya kita bisa "membedah" surat Al Fatihah dan beberapa surat pendek. Setidaknya untuk bekal bacaan sholat kita lah.

Dengan semangat yang semakin membara, alhamdulillah di ramadhan hari ke 28, kita bisa khatam untuk ketiga kalinya. Allohummarhamni bil Qur'an... Semoga semangat untuk terus menghiasi hari dengan Al Qur'an ini tetap bersemayam di hati kita dan terus bersemi selepas ramadhan...aamiin Ya Robbal 'aalamiin

Tadarusan dan Bukber bersama mahasiswa/i Indonesia di Leuven

Tinggal di negeri barat, bukan berarti kita mesti lebur dengan semua culture yang ada. Ambil aja yang baik-baik lah...yang tidak baik dan tidak sesuai syariat, buang deh jauh-jauh:-) Ketika kita tinggal di negeri barat, hidup sebagai kaum muslimin yang minoritas, kita ga boleh mati gaya untuk terus berupaya menjaga keimanan. dan alhamdulillah, komunitas muslim Indonesia di Leuven, kota tempat kami tinggal, pun memiliki kegiatan rutin dalam rangka untuk terus meningkatkan keimanan dan menguatkan ukhuwah, salah satunya yakni tadarusan pekanan. Selama Ramadhan pun kegiatan ini tetap berlangsung, bahkan terasa lebih semarak.

Rabu pekan pertama puasa diadakan pengajian. Muwajjihnya diimport dari Indonesia. Kereeen kan? beliau adalah ust. Dr. Abas mansur Tamam. Alhamdulillah kami mendapat siraman ruhani yang mencerahkan dari ustadz muda lulusan Al Azhar ini. Insya Allah resume tausyiah ustadz Abas akan saya sampaikan terpisah ya, biar kumplit. rabu-rabu pekan berikutnya, seperti biasa dilaksanakan tadarusan dan dilanjutkan buka bersama. Alhamdulillah kami berkesempatan menjadi tuan rumah sekali. Senang bisa menghiasi studio mungil kami dengan bacaan Al Qur'an, moga mendatangkan keberkahan bagi semuanya. Apalagi bisa menjamu orang-orang yang berpuasa, senanggg sekali. Semoga Allah mencatatnya sebagai amal kebajikan. aamiin

Pengajian KPMI dan Pesantren Sehari - KPMI Kids

Tidak hanya di Leuven, di kota-kota yang lain ada juga komunitas muslim Indonesia yang memiliki kegiatan serupa, meski ada yang bersifat kegiatan bulanan, dua bulanan atau insidental. yang penting, kita tetap ada upaya dan semangat untuk meningkatkan ketaqwaan dan saling menasehati antar sesama muslim. Nah, begitu pula di Belgia, ada KPMI. Keluarga pengajian Muslimin Indonesia di Belgia. Setiap bulan sekali, umat muslim di Belgia mengadakan pengajian di Aula KBRI. Selain sarana untuk menambah pengetahuan agama, acara seperti ini juga bermanfaat untuk saling mengenal antar sesama muslim dan menguatkan ukhuwah. Dan buat saya sendiri, saya merasa merekalah keluarga saya di sini, saya jadi tidak merasa kesepian. Alhamdulillah.

Khusus di bulan ramadhan, pengajian KPMI tidak dilaksanakan bulanan, melainkan pekanan. jadi setiap hari Sabtu selama ramadhan ada pengajian dan buka puasa bersama. Alhamdulillah, meski tidak bisa hadir setiap pekan, saya bisa hadir dua kali selama Ramadhan.

Satu kegiatan bagus yang di-organize adalah Pesantren Sehari - KPMI Kids. Setahu saya, sebelum ini belum pernah ada kegiatan seperti ini. anak-anak yang berusia 6-15 tahun, dikumpulkan bersama dalam suatu kegiatan, lalu menginap bersama. Alhamdulillah, saya pun berkesempatan untuk menjadi bagian dari acara ini. Saya dihubungi oleh kak Andi, koordinator acara ini, untuk ikut membantu menjadi pengisi. Meski baru dihubungi H-1, saya yang memang pecinta anak-anak dan rindu kebersamaan bersama anak-anak (dulu saya pengajar TPA dan pengelola pengajian anak-anak...hehe), langsung meng-iya-kan. Apalagi suami juga mendukung.

Singkat cerita, hari itu, Sabtu 28 Juli, berkumpullah sekitar 20-an anak-anak dengan usia yang cukup beragam, mulai 6 th sampai 15 tahun, bahkan ada anak yg berusia 3 dan 4 th yang ikut-ikutan (karena kakak-kakaknya ikut). Pokoknya ramee deh... Anak-anak ini meskipun berpuasa, seperti punya seribu energi. Kejar-kejaran terus, teriak-teriak, kaya' ga habis energinya...hehe. Bertempat di salah satu sisi gedung KBRI, kami berkumpul bersama.

Sekitar jam 5 sore, acara pun dimulai oleh kak Andi. Acara dilanjutkan dengan belajar gerakan dan bacaan sholat, belajar do'a sehari-hari, serta belajar surat-surat pendak dan membaca sholawat. Nah di sesi yg terakhir inilah, belajar surat-surat pendek dan membaca sholawat, saya diminta untuk membantu menjadi pengajar. Wah...ternyata mengajar anak-anak butuh kesabaran dan ketelatenan yang luar biasa. Dikke duim voor alle mama, alle juffrouw! Musti kreatif dan punya cara khusus untuk menarik perhatian anak-anak. Setelah acara belajar, kita sholat ashar berjam'ah kemudian berlanjut ke acara dongeng. kak Andi yang super kreatif itu pun mendongeng sambil menggambar di papan tulis. Kereen deh... mulutnya bercerita dan tangannya menggoreskan tinta untuk menggambar. Cerita hikmah yang disampaikan oleh Kak Andi pun jadi tambah seru. Sayangnya, ada beberapa anak yang tidak bisa berbahasa Indonesia dengan lancar sehingga ia tidak mengerti jalan cerita yang disampaikan kak Andi. Setelah itu berlanjut ke menggambar kaligrafi. Masing-masing anak mengeluarkan alat tulisnya. Setelah kak Andi memberi contoh, suasana pun langsung senyap. Masing-masing anak berkonsentrasi dengan gambarnya. Tak lama kemudian, waktu adzan maghrib berkumandang. Sebagian besar anak-anak telah berpuasa seharian, 19 jam lamanya. Hebaaat kan? Saatnya berbuka...Alhamdulillah. Setelah itu, anak-anak bergabung dengan para orang tua yang sedang pengajian di Aula KBRI. Setelah ta'jil dan sholat maghrib berjama'ah, anak-anak kembali ke ruang pesantren, untuk melanjutkan kegiatan. Sayang...saya ga bisa ikut menemani anak-anak untuk menginap dan melanjutkan kegiatan. Dari kabar yang saya dapat, acara pesantren berlanjut dengan buka puasa bersama, menginap, sahur bersama, dan membuat hiasan magnet. Subhanalloh, kegiatan seru ini berakhir keesokan siang harinya. Banyak pihak yang menilai positif acara ini dan berharap acara serupa bisa dilanjutkan di kesempatan berikutnya. Semoga... kegiatan ini bisa lebih baik dan lebih bermanfaat lagi di masa mendatang.

(bersambung)

Geen opmerkingen:

Een reactie posten