dinsdag 2 april 2013

DICARI : Istri Sholehah

sumber gambar : dari sini



Pernikahan adalah suatu hal diagungkan dalam Islam. Disebutkan pula bahwa menikah adalah salah satu sunnah Rasul. Ketika seseorang itu melaksanakan “ibadah yang menyenangkan” ini dengan niat dan cara yang benar, in syaa Allah akan membawa keberkahan. Bahasa Islam-nya…sakinah, mawaddah warahmah. Pasangan suami-istri yang sholeh-sholehah akan menjadikan rumah sebagai surganya, “baiti jannati”.

Nah, kali ini kita akan membahas “Istri Sholehah”. Topik ini sangat pas bagi kita kaum muslimah, baik yang sudah menikah, apalagi bagi yang belum menikah. Bagi kita yang sudah menikah, kita bisa mengingat kembali tentang kewajiban kita, sebagai bahan muhasabah dan motivasi untuk lebih baik. Bagi yang belum menikah, tentu sebagai upaya perbaikan diri dalam rangka bersiap untuk menyambut amanah menjadi seorang istri.

Menjadi istri yang sholehah adalah cita-cita bagi setiap muslimah. Bagaimana tidak? Allah menjanjikan bagi mereka surga. Mereka boleh masuk dari pintu surga yang mana saja. Masya Allah… adakah yang ngga kepengen??
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktunya, melaksanakan shaum pada bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja ia kehendaki.” (HR Ibnu Hibban dalam Shahihnya)

Bagi seorang lelaki, apa sih keuntungan mendapatkan istri sholehah?
Al-Bukhari rahimahullâh berkata (9/132): Musaddad mengabarkan kepada kami, dia berkata: Yahya mengabarkan kepada kami dari dari ‘Ubaidillah, ia berkata: Sa’id bin Abi Sa’id mengabarkan kepadaku dari bapaknya, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wanita itu dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, kemuliaan nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka nikahilah wanita yang baik agamanya niscaya kamu beruntung.” (HR. Bukhari: 5090 dan Muslim: 1466)

Tetapi apakah muslimah sholehah hanya untuk lelaki sholeh?? Dan begitu pula sebaliknya??
Ya, begitulah yang tersebut dalam firman Allah, surat An-Nuur ayat 26, yang artinya : "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)"
Di dalam Tafsir Ibnu Katsir (jilid 6 Pustaka Imam Syafii halaman 32) dijelaskan bahwa yang dimaksud laki-laki yang baik dalam ayat ini adalah Rasulullah saw sebagai manusia yang paling baik sedangkan wanita yang baiknya adalah Aisyah ra sebagai isteri Rasulullah saw (Haditsul ifki). Abdurrahman bin Zaid bin Aslam pun menjelaskan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah wanita yang jahat hanya pantas bagi laki-laki yang jahat dan laki-laki yang jahat hanya cocok bagi wanita yang jahat. Wanita yang baik hanya layak bagi laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik hanya patut bagi wanita yang baik. Jadi, maksud kata “untuk’ dalam ayat ini tidak bisa digeneralisir sebagai “kepastian mendapat”, melainkan “selayaknya, sepantasnya”. Seperti yang kita baca dalam siroh, ada suami istri yang “tidak sepadan”dalam pandangan kita. Namun pastilah Allah memiliki maksud dibalik itu. Seperti kisah Asiyah yang beristrikan Fir’aun, istri nabi Luth dan juga istri nabi Nuh. Maka yang terpenting bagi kita adalah bagaimana kita terus berupaya “memantaskan diri” di hadapan Allah untuk mendapat jodoh yang terbaik. Secara tidak langsung, dapat diartikan bahwa istri yang sholehah juga bisa menjadi motivasi bagi setiap muslim laki-laki untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya.

Ciri-ciri istri yang sholehah 
Dalam Al Qur’an surat An Nisa ayat 34 disebutkan, bahwa cirri-ciri wanita sholehah adalah qonitat dan hafidzat. Firman Allah, “Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (QS. An Nisa 34)

1.      Qonitat
  1. Taat kepada Allah SWT
Berusaha menjalankan semua perintah-nya dan menjauhi larangan-Nya. Mencintai Allah dan rasul-Nya di atas segalanya.
  1. Taat kepada suami
Taat kepada suami adalah suatu hal yang diperintahkan oleh Allah. Ketaatannya adalah dalam batas-batas yang tidak melanggar syari’at-nya. Nabi SAW, "Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal bermaksiat kepada Khalik (Sang Pencipta)." (HR. Ahmad). Dalam kesempatan lain, Rasulullah menyebutkan keutamaan taat pada suami. Beliau SAW bersabda, "Jika aku boleh menyuruh seseorang untuk sujud kepada orang lain, tentu aku akan menyuruh seorang istri untuk sujud kepada suaminya." (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah). Rasulullah bersabda, "Sebaik-baik wanita (istri) adalah yang ketika engkau memandangnya akan membuatmu bahagia. dan jika diperintah, dia akan mentaatimu. dan jika engkau tidak bersamanya, dia akan menjagamu dalam dirinya dan menjaga apa-apa yang engkau miliki." (HR Abu Daud, Al-Hakim dan Al-Baihaqi).
2.      Hafidzat
Maksudnya adalah ia menjaga kehormatan dirinya dan juga apa-apa yang telah diamanahkan kepadanya, termasuk harta suaminya.
Selain kedua kriteria tersebut, masih terdapat juga beberapa criteria istri yang sholehah dalam Al Qur’an dan Hadits.

Allah berfirman, “Jika sampai Nabi menceraikan kalian,7  mudah-mudahan Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kalian, muslimat, mukminat, qanitat, taibat, ‘abidat, saihat  dari kalangan janda ataupun gadis.” (QS At-Tahrim 5)
Dalam ayat ini disebutkan beberapa sifat istri yang shalihah (Al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an, 18/126-127, Tafsir Ibnu Katsir, 8/132) yaitu:
a. Muslimat: wanita-wanita yang tunduk kepada perintah Allah dan perintah Rasul-Nya secara ikhlas.
b. Mukminat: wanita-wanita yang membenarkan perintah dan larangan Allah SWT.
c. Qanitat: wanita-wanita yang taat.
d. Taibat: wanita-wanita yang selalu bertaubat dari dosa-dosa mereka, mematuhi Rasulullah meski harus meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa nafsunya.
e. ‘Abidat: wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah kepada Allah SWT.
f. Saihat: wanita-wanita yang berpuasa. 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy- Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)

Istri yang sholehah juga bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar’i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)

Istri yang sholehah juga menjadi partner yang baik bagi suami dalam mendidik anak.Nabi Muhammad SAW bersabda, “setiap anak dilahirkan dalam kedaan diatas fitrah (Islam). Maka, kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut menjadin Yahudi, Nasrani dan Majusi.” (HR. Al-Bukhari, no.1384 dan Muslim, no.2658. Hadits dari Abu Hurairah)”

Semoga Allah membimbing kita dalam menyempurnakan ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. aamiin

Wallohu a’lam bish showab

2 opmerkingen:

  1. Huffft...masih jauh nech keknya aku..huhuhu. Jadi ikhtiar memantaskan diri blom maximal nech :((.

    BeantwoordenVerwijderen
    Reacties
    1. yuuuk terus "memantaskan diri"... *menyemangati diri sendiri jg*
      smangaaat, biar para bidadari surga iri pada kita ;-)

      Verwijderen