sumber gambar : dari sini
Pernikahan adalah suatu hal diagungkan
dalam Islam. Disebutkan pula bahwa menikah adalah salah satu sunnah Rasul.
Ketika seseorang itu melaksanakan “ibadah yang menyenangkan” ini dengan niat
dan cara yang benar, in syaa Allah akan membawa keberkahan. Bahasa Islam-nya…sakinah,
mawaddah warahmah. Pasangan suami-istri yang sholeh-sholehah akan menjadikan
rumah sebagai surganya, “baiti jannati”.
Nah, kali ini kita akan membahas “Istri Sholehah”. Topik ini
sangat pas bagi kita kaum muslimah, baik yang sudah menikah, apalagi bagi yang
belum menikah. Bagi kita yang sudah menikah, kita bisa mengingat kembali
tentang kewajiban kita, sebagai bahan muhasabah dan motivasi untuk lebih baik.
Bagi yang belum menikah, tentu sebagai upaya perbaikan diri dalam rangka
bersiap untuk menyambut amanah menjadi seorang istri.
Menjadi istri yang sholehah adalah
cita-cita bagi setiap muslimah. Bagaimana tidak? Allah menjanjikan bagi mereka
surga. Mereka boleh masuk dari pintu surga yang mana saja. Masya Allah… adakah
yang ngga kepengen??
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktunya, melaksanakan shaum
pada bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk
surga dari pintu mana saja ia kehendaki.” (HR Ibnu Hibban dalam Shahihnya)
Bagi seorang lelaki, apa sih keuntungan mendapatkan istri
sholehah?
Al-Bukhari rahimahullâh berkata (9/132): Musaddad
mengabarkan kepada kami, dia berkata: Yahya mengabarkan kepada kami dari dari
‘Ubaidillah, ia berkata: Sa’id bin Abi Sa’id mengabarkan kepadaku dari
bapaknya, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Wanita itu dinikahi karena empat perkara: karena hartanya,
kemuliaan nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka nikahilah wanita
yang baik agamanya niscaya kamu beruntung.” (HR.
Bukhari: 5090 dan Muslim: 1466)
Tetapi apakah muslimah sholehah hanya untuk lelaki sholeh?? Dan
begitu pula sebaliknya??
Ya, begitulah yang tersebut dalam firman Allah, surat An-Nuur
ayat 26, yang artinya : "Wanita-wanita yang
keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang
baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh
mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia
(surga)"
Di dalam
Tafsir Ibnu Katsir (jilid 6 Pustaka Imam Syafii halaman 32) dijelaskan bahwa
yang dimaksud laki-laki yang baik dalam ayat ini adalah Rasulullah saw sebagai
manusia yang paling baik sedangkan wanita yang baiknya adalah Aisyah ra sebagai
isteri Rasulullah saw (Haditsul ifki). Abdurrahman bin Zaid bin Aslam pun
menjelaskan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah wanita yang jahat hanya pantas
bagi laki-laki yang jahat dan laki-laki yang jahat hanya cocok bagi wanita yang
jahat. Wanita yang baik hanya layak bagi laki-laki yang baik dan laki-laki yang
baik hanya patut bagi wanita yang baik. Jadi, maksud kata “untuk’ dalam ayat ini
tidak bisa digeneralisir sebagai “kepastian mendapat”, melainkan “selayaknya,
sepantasnya”. Seperti yang kita baca dalam siroh, ada suami istri yang “tidak sepadan”dalam
pandangan kita. Namun pastilah Allah memiliki maksud dibalik itu. Seperti kisah
Asiyah yang beristrikan Fir’aun, istri nabi Luth dan juga istri nabi Nuh. Maka
yang terpenting bagi kita adalah bagaimana kita terus berupaya “memantaskan diri” di hadapan Allah untuk
mendapat jodoh yang terbaik. Secara tidak langsung, dapat diartikan bahwa istri
yang sholehah juga bisa menjadi motivasi bagi setiap muslim laki-laki untuk
meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya.
Ciri-ciri istri yang sholehah
Dalam Al Qur’an surat An Nisa ayat 34
disebutkan, bahwa cirri-ciri wanita sholehah adalah qonitat dan hafidzat. Firman
Allah, “Sebab
itu maka wanita
yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya
tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (QS. An
Nisa 34)
1.
Qonitat
- Taat kepada Allah SWT
Berusaha menjalankan semua
perintah-nya dan menjauhi larangan-Nya. Mencintai Allah dan rasul-Nya di atas
segalanya.
- Taat kepada suami
Taat kepada suami adalah suatu hal yang diperintahkan oleh
Allah. Ketaatannya adalah dalam batas-batas yang tidak melanggar syari’at-nya. Nabi
SAW, "Tidak
ada ketaatan kepada makhluk dalam hal bermaksiat kepada Khalik (Sang Pencipta)."
(HR. Ahmad). Dalam kesempatan lain, Rasulullah menyebutkan keutamaan taat pada
suami. Beliau SAW bersabda, "Jika aku boleh menyuruh seseorang untuk sujud kepada
orang lain, tentu aku akan menyuruh seorang istri untuk sujud kepada suaminya."
(HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah). Rasulullah bersabda, "Sebaik-baik
wanita (istri) adalah yang ketika engkau memandangnya akan membuatmu bahagia.
dan jika diperintah, dia akan mentaatimu. dan jika engkau tidak bersamanya, dia
akan menjagamu dalam dirinya dan menjaga apa-apa yang engkau miliki."
(HR Abu Daud, Al-Hakim dan Al-Baihaqi).
2.
Hafidzat
Maksudnya adalah ia menjaga kehormatan dirinya dan juga
apa-apa yang telah diamanahkan kepadanya, termasuk harta suaminya.
Selain kedua kriteria tersebut, masih terdapat juga beberapa
criteria istri yang sholehah dalam Al Qur’an dan Hadits.
Dalam ayat ini disebutkan beberapa sifat istri yang shalihah (Al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an, 18/126-127, Tafsir Ibnu Katsir, 8/132) yaitu:
a. Muslimat: wanita-wanita yang tunduk kepada perintah Allah dan perintah Rasul-Nya secara ikhlas.
b. Mukminat: wanita-wanita yang membenarkan perintah dan larangan Allah SWT.
c. Qanitat: wanita-wanita yang taat.
d. Taibat: wanita-wanita yang selalu bertaubat dari dosa-dosa mereka, mematuhi Rasulullah meski harus meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa nafsunya.
e. ‘Abidat: wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah kepada Allah SWT.
f. Saihat: wanita-wanita yang berpuasa.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah aku
beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu
istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di
mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada
tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.”
(HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah,
Asy- Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik
perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan
menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri
ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh
Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih
di atas syarat Muslim.”)
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku
dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada
yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau
menjawab: “Mereka
mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya
salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri)
setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan
baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama
sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
Istri
yang sholehah juga bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya,
tidak menolaknya tanpa alasan yang syar’i, dan tidak menjauhi tempat tidur
suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam: “Demi Dzat yang jiwaku
berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat
tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka
terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)
Semoga Allah membimbing kita dalam menyempurnakan ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. aamiin
Wallohu a’lam bish showab
Huffft...masih jauh nech keknya aku..huhuhu. Jadi ikhtiar memantaskan diri blom maximal nech :((.
BeantwoordenVerwijderenyuuuk terus "memantaskan diri"... *menyemangati diri sendiri jg*
Verwijderensmangaaat, biar para bidadari surga iri pada kita ;-)