dinsdag 13 augustus 2013

Cerita Charlotte



Dear all,

Setelah sebelumnya saya bercerita tentang Victoria, muallaf Belgia yang kutemui di acara Benefit Ramadan yang lalu, kali ini aku ingin cerita tentang Charlotte. Siapakah dia? Dimanakah aku bertemu dengannya? Apa yang ingin kuceritakan tentangnya? siip..simpan dulu pertanyaannya yaa...Aku akan menceritakannya satu per satu :-)

Charlotte adalah seorang gadis cantik kelahiran Belgia yang usianya belum genap18 tahun. Pertemuan kami memang tidak disengaja. Saat Ikram, anak dari temanku yang orang Maroko, silaturrahim ke rumahku beberapa hari yang lalu, dia mengajak temannya, Charlotte. Awalnya, nothing special dalam obrolan kami. Sampai kemudian Ikram memperkenalkan temannya ini.

Si gadis manis berkulit putih ini tampil cantik dengan hijabnya. Dengan santun ia menceritakan bahwa Ramadhan ini adalah puasanya yang pertama. Lho koq? Ya, Charlotte ini baru mengucap syahadat bulan Oktober tahun lalu. Charlotte yang memiliki nama muslim Amina ini mengaku senang dan tenang selepas memutuskan menjadi muslimah, meski belum semua keluarga besarnya menerima ke-Islam-annya. Akhirnya aku pun menodongnya untuk menceritakan perjalanannya menemukan hidayah Islam dan kondisinya saat ini.

Akhirnya mengalirlah cerita ini dari bibir oeghti Amina :-)

Charlotte mulai mengenal Islam dari teman-temannya saat ia bekerja di supermarket SPAR. Dia juga sempat terlibat dalam obrolan teman-temannya, tapi sedikit pun dia tidak tertarik, hanya respect saja. Teman-temannya ini sesekali memberikannya buku-buku tentang Islam. Ada beberapa sih yang ia baca, tapi masih saja tidak ada ketertarikan.

Seiring berjalannya waktu dia semakin sering berinteraksi dengan teman-teman sekolahnya yang muslimah juga. Mereka semuanya berbuat baik padanya. Suatu ketika tanpa disadarinya dia menyebut dirinya seorang muslimah. "Ik ben moslem", ucapnya. Setelah itu, dia kaget sendiri dengan apa yang barusan dia ucapkan. Apa yang terjadi? sebagai sosok yang lahir dan tumbung di lingkungan keluarga Katolik, jelas dia baru akhir-akhir ini mengenal Islam. Keluarganya memang bukanlah keluarga yang religius. Bahkan dia bersama keluarga besarnya terakhir ke gereja di saat usianya 12 tahun. Ayahnya sendiri sudah tidak pernah lagi practice ke-Katolik-annya, kalau oma dan opanya sih masih rajin ke gereja setiap minggu.

Sejak kejadian itu, dia mulai serius untuk browsing tentang Islam, tak segan pula ia bertanya pada teman-temannya yang muslim. Alhamdulillah Allah memudahkan jalan baginya... Dia bertemu dengan muslimah-muslimah yang berhati baik dan sabar memberikan penjelasan padanya tentang apa yang ingin diketahuinya. Akhirnya, setelah berjalan sekitar setahun dia semakin mantap dan yakin akan keputusannya untuk bersyahadat.

Oktober 2012 menjadi bulan yang istimewa buatnya, dihadapan beberapa muslimah, dia mengucapkan syahadat. Ahlan wa sahlan ya oeghti! Semoga Allah menguatkan imanmu. Setelah itu, ia mulai semakin intensif mempelajari tentang Islam. Alhamdulillah keberadaan organisasi yang mewadahi para muallaf ini semakin menguatkan dirinya, dia menjadi merasa tidak sendirian. bagaimana dengan respon keluarganya? Dia masih merahasiakan ke-Islam-annya ini dari kedua orang tuanya. Kedua saudara perempuannya mengetahui, tetapi keduanya berbeda sikap. Yang pertama menerima atau tidak mempermasalahkan, tetapi yang kedua menjaga jarak darinya.

Seiring berjalannya waktu, dia merasa sudah cukup kuat (meski masih takut dan khawatir dengan respon keluarganya) dan merasa perlu untuk menyampaikan ke-Islam-annya ini pada kedua orang tuanya.**Aku jadi ingat, tgl 5 Juli yg lalu aku mendapat sms begini : Salam, als jullie dohor gaan bidden doe dan doea voor onze bekeerde zuster, ze gaat vandaag aan haar ouders laten weten dat ze bekeerd is en ze is meskina heel bang. Dan aku baru tahu, sister yg dimaksud adalah Charlotte** Dia memilih menjelang Ramadhan tahun ini untuk membuka rahasianya. Bagaimana responnya? keduanya tidak bisa menerima, meskipun mereka sebenernya juga agamanya Katolik KTP alias tidak pernah lagi ibadah ke gereja. Semoga lambat laun, nantinya mereka bisa menerima.

Sejak dia menceritakan ke-Islam-annya, hubungan keluarganya menjadi kurang harmonis. Dia tetap bersabar dan terus berdo'a. Bahkan ketika di bulan Ramadhan ini dia berpuasa, untuk kali yang pertama, kedua orang tuanya menanggapi dengan sinis bahwa dia hanya menyakiti dirinya sendiri. Saat dia memutuskan untuk berjilbab, kedua orang tuanya mengancamnya tidak akan membiayainya sekolah. jadilah dia berjilbab saat menemui adik-adiknya, saat keluar rumah tanpa kedua orang tuanya. kalau jalan bersama kedua orang tuanya atau saat sekolah, dia tidak memakai jilbabnya, meski dia merasa sedih dan tertekan. **Masya Allah, saat kutanya mengapa memutuskan berjilbab? dia menjawab, sudah hampir setahun ini dia memeluk Islam dan dia merasa sudah cukup yakin akan kewajiban seorang muslimah untuk berhijab. Aku jadi malu, aku butuh waktu belasan tahun untuk memahami kewajiban itu. Luar biasa muslimah yang satu ini...smg smakin Allah kuatkan iman Islamnya.** Dia pun meminta bantuan do'a dari kita semua agar kedua orang tuanya dilembutkan hatinya.

Saat di acara I'tikaf di malam 27 Ramadhan yang lalu di masjid Al Ihsan, dia mendatangiku. Dia ingin belajar membaca Al Qur'an. Dia memintaku membaca beberapa ayat Al Qur'an dan dia menirukan. Aku terharu saat dia menunjukkan Al Qur'annya. Juz 'Amma terjemahan yang penuh dengan label warna-warni sebagai penanda surat-surat mana yang sudah dipelajari dan mana yang sedang dipelajari. Dia cerita bahwa sudah ada beberapa surat pendek yang dia pelajari. Dia baru bisa membaca latinnya saja, belum belajar Arabnya. Sungguh...kalau boleh jujur aku terharu dengan kejujurannya dan keseriusannya untuk belajar. bahkan ia juga menunjukkan sebuah buku (kisah nabi-nabi) yang sedang ia baca. Bukan hanya dibaca, tapi dia pun sambil membuat resume-nya. Aku pun menawarkan dia belajar dengan IQRA, kebetulan aku punya file-nya. Dia pun mengangguk senang. Alhamdulillah... Ya Allah, perkuatlah Islam dengan orang-orang yang sungguh-sungguh dalam belajar dan mengamalkan syariat-Mu..aamiin

Itulah ceritaku tentang sosok Amina alias Charlotte. Semoga bisa menginspirasi kita semua, para muslimah khususnya untuk terus semangat dalam belajar Islam, dalam mengamalkan dan mendakwahkannya...
jangan pernah meremehkan kebaikan-kebaikan kecil sebagai sarana dakwah.

Semoga Allah memberi hidayah kepada kita hingga akhir hayat...aamiin
ya muqollibal quluub, tsabbit quluubana 'ala diinik

Geen opmerkingen:

Een reactie posten