zaterdag 10 augustus 2013

Ramadan 1434 H in Belgie




Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan kelima yang kujalani di perantauan. Jangan ditanya lagi tentang kerinduan kami pada tanah air. Kangeeeen… Banyak perbedaan yang kami rasakan, khususnya di bulan Ramadhan seperti ini.

Di tanah air, beberapa pekan menjelang Ramadhan semaraknya sudah terasa. Di jalanan, biasanya sudah mulai banyak baliho atau spanduk yang berisi suka cita menyambut Ramadhan atau nasehat-nasehat. Di Televisi, tiap station TV berlomba untuk menyajikan acara Ramadhan, mulai dari acara yang pyur Islami, sampai yang hanya labelnya saja yang Islami (malah banyak mudhorotnya, astaghfirulloh). Di Jawa pun, mendekati Ramadhan, ada tradisi untuk saling mengirim hantaran dengan tetangga, “megengan” namanya. Di mana isi hantaran yang paling khas adalah kue apem. Dan yang pernah kulakukan dulu juga adalah dengan menyelenggarakan (dan mengikuti) kajian-kajian Tarhib Ramadhan. Belum lagi ada beberapa TPA, TK dan SD Islam yang mengadakan pawai sambut Tamadhan. Seruu deh. Rasa gembira pun menyeruak mulai di kalangan anak-anak, remaja, dewasa, sampai kakek-nenek. Marhaban yaa Ramadhan

Di Belgia, tiada bedanya antara Ramadhan dan tidak. Tidak ada baliho, acara TV special Ramadhan, apalagi pawai sambut Ramadhan. CafĂ© atau rumah makan pun buka seperti biasa. Apalagi “warung” es yang di musim panas seperti ini ramai dikunjungi pembeli. Yang tampak sedikit berbeda adalah suasana masjid. Berdasarkan reportase dari suami tercinta, masjid “lebih penuh” disbanding hari-hari biasanya. Alhamdulillah… meski kegembiraan itu tak tampak di sudut-sudut kota, tapi yakin deh…kegembiraan itu bersemayam kuat di dalam hati setiap muslim di negeri ini.

Kali ini Ramadhan hadir di musim panas…cerah ceria dunk! Yup, benar, suhu yang “hangat” membuat kami musti pandai merancang acara agar tetap ceria hingga di waktu maghrib. Di awal shaum, kami sahur sekitar pukul 3 pagi dan baru berbuka sekitar pukul 10 malam. 19 jam puasanya! Suhu pun biasanya berkisar antara 27-35 derajat. Kuat kah? Pertanyaan itu yang biasa muncul, dan jawabannya pun relative. Intinya adalah sebesar apa azzam yang tertanam, in syaa Allah Dia pun akan memberi kemudahan. Alhamdulillah…hingga hari ini kami bisa menjalaninya dengan lancar.

Ada beberapa hal yang saya lakukan untuk menjaga keceriaan ramadhan :

1.      Berbahagia dengan kehadiran Ramadhan, seperti kedatangan tamu agung yang telah lama dinanti. Hal ini pula yang telah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat.
2.      Mengikuti kajian sambut Ramadhan. Alhamdulillah meski muslim adalah minoritas di sini, bersyukur sekali komunitas muslim Indonesia masih rajin dan semangat untuk menghidupkan majelis ilmu. Sebut saja, pengajian ibu-ibu Mutiara kita, keluarga muslim leuven, dan keluarga pengajian muslimin Indonesia di belgia. Menjelang Ramadhan, kami sama-sama kembali “belajar” untuk menyambut Ramadhan dengan sambutan terbaik, termasuk mengingat kembali fiqh shoum dan pernak-perniknya.
3.      Menghias rumah dengan pernak-pernik berbau Ramadhan. Ini kali pertama saya melakukannya selama tinggal di Belgia. Bukan karena apa-apa, tetapi lebih karena kemarin-kemarin tempatnya tidak memungkinkan (baca : kecil dan imuut…hehe). Alhamdulillah sejak bulan Juni kemarin kami pindah ke studio yang lebih besar dan memungkinkan untuk dihias. Sebagai pecinta anak-anak dan mantan guru TPA pun  saya mulai beraksi. Melipat, menggunting, menulis, menggantungkan tali, dan sebagainya. Tidak terlalu ramai sih…tapi, lumayan dapat menyemarakkan suasana rumah.



4.      Menghidupkan masjid. Masjid sebagai pusat aktivitas umat Islam memang kurang terasa di kota tempat saya tinggal. Di sini, masjid terbatas hanya sebagai tempat ibadah saja. Namun, alhamdulillah sudah ada masjid. Banayk di daerah yang lain tidak ada masjid atau kalaupun ada musti ditempuh berkilo-kilo meter. Sepertinya Allah memang sangat sayang pada kami, Ia memudahkan jalan ini untuk kami. Koq bisa? Ya…sejak 1 Juni yang lalu kami pindah rumah. Rumah yang baru kami tempati ini lokasinya tepat di seberang masjid. Alhamdulillah, rezeki tak kemana… Semoga kami bisa lebih sering bisa sholat berjama’ah di masjid, karena jujur yaa…rasanya berbeda gituuu.
5.      Mengikuti kegiatan Ramadhan yang ada. Ada beberapa kegiatan yang rencananya saya ikuti : mulai Tadarusan online bersama ibu-ibu dan juga mahasiswi, Pengajian dan buka bersama di KBRI, pesantren keluarga di KBRI, Benefit ramadhan 2013 di masjid Al Ihsan Leuven, Tadarusan dan buka bersama keluarga muslim leuven, I’tikaf lailatul Qadar, dan serentetan target yaumiah yang ingin dipenuhi. Semoga Allah memudahkan dan memberi keberkahan.
6.      Terus berdo’a semoga bisa lulus dari madrasah Ramadhan dan meraih gelar taqwa.

aamiin

Leuven, 12 Juli 2013 / 3 Ramadhan 1434 H

Geen opmerkingen:

Een reactie posten