Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan kelima yang kujalani di
perantauan. Jangan ditanya lagi tentang kerinduan kami pada tanah air.
Kangeeeen… Banyak perbedaan yang kami rasakan, khususnya di bulan Ramadhan
seperti ini.
Di tanah air, beberapa pekan menjelang Ramadhan semaraknya
sudah terasa. Di jalanan, biasanya sudah mulai banyak baliho atau spanduk yang
berisi suka cita menyambut Ramadhan atau nasehat-nasehat. Di Televisi, tiap
station TV berlomba untuk menyajikan acara Ramadhan, mulai dari acara yang pyur
Islami, sampai yang hanya labelnya saja yang Islami (malah banyak mudhorotnya,
astaghfirulloh). Di Jawa pun, mendekati Ramadhan, ada tradisi untuk saling
mengirim hantaran dengan tetangga, “megengan” namanya. Di mana isi hantaran yang
paling khas adalah kue apem. Dan yang pernah kulakukan dulu juga adalah dengan
menyelenggarakan (dan mengikuti) kajian-kajian Tarhib Ramadhan. Belum lagi ada
beberapa TPA, TK dan SD Islam yang mengadakan pawai sambut Tamadhan. Seruu deh.
Rasa gembira pun menyeruak mulai di kalangan anak-anak, remaja, dewasa, sampai
kakek-nenek. Marhaban yaa Ramadhan
Di Belgia, tiada bedanya antara Ramadhan dan tidak. Tidak
ada baliho, acara TV special Ramadhan, apalagi pawai sambut Ramadhan. Café atau
rumah makan pun buka seperti biasa. Apalagi “warung” es yang di musim panas
seperti ini ramai dikunjungi pembeli. Yang tampak sedikit berbeda adalah
suasana masjid. Berdasarkan reportase dari suami tercinta, masjid “lebih penuh”
disbanding hari-hari biasanya. Alhamdulillah… meski kegembiraan itu tak tampak
di sudut-sudut kota, tapi yakin deh…kegembiraan itu bersemayam kuat di dalam
hati setiap muslim di negeri ini.
Kali ini Ramadhan hadir di musim panas…cerah ceria dunk!
Yup, benar, suhu yang “hangat” membuat kami musti pandai merancang acara agar
tetap ceria hingga di waktu maghrib. Di awal shaum, kami sahur sekitar pukul 3
pagi dan baru berbuka sekitar pukul 10 malam. 19 jam puasanya! Suhu pun biasanya berkisar antara 27-35 derajat. Kuat kah?
Pertanyaan itu yang biasa muncul, dan jawabannya pun relative. Intinya adalah sebesar
apa azzam yang tertanam, in syaa Allah Dia pun akan memberi kemudahan.
Alhamdulillah…hingga hari ini kami bisa menjalaninya dengan lancar.
Ada beberapa hal yang saya lakukan untuk menjaga keceriaan
ramadhan :
1.
Berbahagia dengan kehadiran Ramadhan, seperti
kedatangan tamu agung yang telah lama dinanti. Hal ini pula yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat.
2.
Mengikuti kajian sambut Ramadhan. Alhamdulillah meski muslim
adalah minoritas di sini, bersyukur sekali komunitas muslim Indonesia masih
rajin dan semangat untuk menghidupkan majelis ilmu. Sebut saja, pengajian
ibu-ibu Mutiara kita, keluarga muslim leuven, dan keluarga pengajian muslimin
Indonesia di belgia. Menjelang Ramadhan, kami sama-sama kembali “belajar” untuk
menyambut Ramadhan dengan sambutan terbaik, termasuk mengingat kembali fiqh
shoum dan pernak-perniknya.
3. Menghias
rumah dengan pernak-pernik berbau Ramadhan. Ini kali pertama saya melakukannya
selama tinggal di Belgia. Bukan karena apa-apa, tetapi lebih karena
kemarin-kemarin tempatnya tidak memungkinkan (baca : kecil dan imuut…hehe).
Alhamdulillah sejak bulan Juni kemarin kami pindah ke studio yang lebih besar
dan memungkinkan untuk dihias. Sebagai pecinta anak-anak dan mantan guru TPA
pun saya mulai beraksi. Melipat, menggunting,
menulis, menggantungkan tali, dan sebagainya. Tidak terlalu ramai sih…tapi, lumayan dapat menyemarakkan
suasana rumah.
4.
Menghidupkan
masjid. Masjid sebagai pusat aktivitas umat Islam memang kurang terasa di kota
tempat saya tinggal. Di sini, masjid terbatas hanya sebagai tempat ibadah saja.
Namun, alhamdulillah sudah ada masjid. Banayk di daerah yang lain tidak
ada masjid atau kalaupun ada musti ditempuh berkilo-kilo meter. Sepertinya
Allah memang sangat sayang pada kami, Ia memudahkan jalan ini untuk kami. Koq
bisa? Ya…sejak 1 Juni yang lalu kami pindah rumah. Rumah yang baru kami tempati
ini lokasinya tepat di seberang masjid. Alhamdulillah, rezeki tak kemana…
Semoga kami bisa lebih sering bisa sholat berjama’ah di masjid, karena jujur
yaa…rasanya berbeda gituuu.
5.
Mengikuti kegiatan Ramadhan yang ada. Ada beberapa
kegiatan yang rencananya saya ikuti : mulai Tadarusan online bersama ibu-ibu
dan juga mahasiswi, Pengajian dan buka bersama di KBRI, pesantren keluarga di
KBRI, Benefit ramadhan 2013 di masjid Al Ihsan Leuven, Tadarusan dan buka
bersama keluarga muslim leuven, I’tikaf lailatul Qadar, dan serentetan target
yaumiah yang ingin dipenuhi. Semoga Allah memudahkan dan memberi keberkahan.
6.
Terus berdo’a semoga bisa lulus dari madrasah Ramadhan
dan meraih gelar taqwa.
aamiin
Leuven, 12 Juli 2013 / 3 Ramadhan 1434 H
Leuven, 12 Juli 2013 / 3 Ramadhan 1434 H
Geen opmerkingen:
Een reactie posten