dinsdag 13 augustus 2013

Pesantren Keluarga Ramadan di Belgia



Di hari pertama Ramadhan aku mendapat inbox dari Kak Andi, ketua panitia Pesantren Keluarga. Beliau memintaku membantunya untuk meng-handle Pesantren Anak, seperti tahun lalu. Konsep pesantren tahun ini agak berbeda dengan tahun sebelumnya. kalau tahun lalu pesantren ini hanya diperuntukkan anak-anak, tahun ini pesertanya adalah anak-anak dan dewasa (mahasiswa/i dan orang tua). Suamiku sendiri sudah dikontak beberapa hari yang lalu untuj diminta meng-handle Pesantren untuk dewasa. Bismillah...kami pun menyanggupinya dengan suka cita, hitung2 ikut sedikit berkontribusi lah...setidaknya kontribusi ide, meski waktunya juga sudah mepeet :-)

Konsep acara anak-anak tidak banyak banyak yang berubah dari tahun lalu, tetapi karena tahun ini pesertanya cukup banyak, maka tidak semua acara dilaksanakan secara klasikal. Itu pun belajar dari pengalaman tahun lalu. Berbeda dengan anak-anak, acara dewasa semuanya dilaksanakan secara klasikal dengan 3 materi.

Nah, karena saya diamanahi membantu di pesantren anak-anak, mungkin akan saya ceritakan pesantren anak-anak saja yaa... soalnya tidak sempat mengikuti acara dewasa sesaat pun, hanya mendapat laporan dan cerita dari suami tercinta :-).

Hari Jum'at saya dan suami sampai di KBRI sekitar pukul 16.30 CET. Setelah mengintip lokasi untuk pesantren anak-anak dan tempat menginapnya, kami pun menuju Aula (yang nantinya jadi tempat sholat berjama'ah dan acara dewasa). Di sana kami berkoordinasi dengan kak Andi, dan juga beberapa rekan yang akan membantu (maklumlah..meng-handle anak-anak butuh tenaga yang cukup banyak, jadi kami buat tim kecil lah, apalagi ada acara berkelompok). Saat briefing tersebut, kami menyepakati susunan acara, konsep dan pembagian tugasnya. Eh...kami baru kali ini loh rapatnya, selama ini pembahasan acara hanya via email. Sayang juga sebetulnya, karena tentu idealnya perlu pembahasan jauh-jauh hari. Tetapi karena kesibukan dan lain hal, dihukumi dhorurot lah...hehe Sembari menunggu peserta lain yang mulai berdatangan satu per satu, kami terus berkoordinasi, memantapkan konsep acara.

Saat tiba waktu sholat ashar, kami pun sholat berjamaah di aula. Usai sholat, dilaksanakanlah acara pembukaan Pesantren Keluarga ini. Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Qur'an dan terjemahnya oleh perwakilan peserta, kemudian dilanjut pengarahan dari ketua panitia. Dari daftar peserta yang ada, telah terdaftar sekitar 30-an peserta dewasa dan 40-an peserta anak-anak. Jumlah yang tidak sedikit... semoga acara berjalan lancar dan barokah.

Usai acara pembukaan, peserta pun dibagi menjadi dua, peserta dewasa tetap tinggal di aula dan peserta anak-anak menuju lokasi acara di aula gedung sebelah yang berdekatan dengan kamar-kamar tempat menginap anak-anak dan peserta dewasa putri.

Setelah sampai di tempat acara anak-anak, kami meminta adik-adik menyimpan tas-nya di kamar masing-masing (kami sudah menempel nama-nama penghuni di kamar masing-masing) dan hanya membawa Al Qur'an plus alat tulis. Setelah semuanya berkumpul, kami pun memulainya, waktu itu jam menunjukkan pukul 19.00 CET.

Sesi pertama dari pesantren anak ini diisi dengan belajar do'a Al Qur'an yang dibimbing langsung oleh Kak Andi. Hebatnya lagi..beberapa adik-adik ternyata langsung hafal padahal hanya setengah jam mengulang-ulangnya. Do'a yang indah..semoga Allah merahmati kita dengan Al Qur'an.



Sesi berikutnya kita belajar bacaan dan gerakan sholat yang dibimbing pak Fahmi. Yang membuat seru sesi ini, adik-adik diminta menirukan gerakan yang dicontohkan melalui gambar-gambar yang dipampang di depan. Kami pun turut membantu membetulkan gerakan adik-adik yang masih kurang tepat. Semoga setelah ini, kualitas dari sholat kita lebih baik.

Sekitar pukul 20.00 CET, sesi ketiga dilanjutkan dengan belajar membaca Al Qur'an. Di sesi ini, adik-adik dibentuk menjadi tiga kelompok berdasar usianya.
Kelompok pertama usia 6-8 tahun (dihandle Kak Andi). Di kelompok ini adik-adik dikenalkan tentang surat-surat pendek, menggambar, bercerita. Jadi... pas lah kalau yang pegang adalah Kak Andi, sang master Dongeng. Setengah mengintip, kelompok ini pake acara lari-lari dan pindah tempat...hehe, aktif bergerak!
Kelompok kedua usia 9-12 tahun. Nah kelompok ini nih saya yang handle bersama dik Inas. Kelompok ini ternyata banyak anggotanya, 18 anak. Ruamee...! Belum lagi di usia-usia segini, anak-anak agak sulit diambil perhatiannya, mereka asyik mengobrol apalagi kalau bertemu teman karibnya. Setelah mengaji bersama-sama, adik-adik saya minta mengaji satu per satu, sambil disimak dan diperbaiki. Alhamdulillah, sebagian besar sudah bisa membaca dengan baik. salut dengan mereka dan orang tuanya yang meski tinggal di Eropa, tetapi masih mau belajar Al Qur'an. Di sisi lain, ada rasa sedih yang menyelimuti hati ini kala mengetahui ada satu dua anak yang tidak bisa mengaji, bahkan ada yang tidak mengenal huruf hijaiyah satu pun, di usianya yang 10 tahun. Aku pun bertanya kepada mereka, siapa yang rutin mengaji di rumah? sebagian besar tunjuk tangan, kecuali satu dua anak yang tadi tidak mengenal huruf hijayah itu. Saat kutanya satu per satu dengan siapa mereka mengaji, sebagian besar mereka menjawab bahwa mereka mengaji dengan ibunya. Benarkah? wallohu a'lam...tapi, bagiku itu seolah harapan anak-anak bahwa mereka ingin mengaji bersama orang tuanya. Semoga harapan mulia anak-anak ini terwujud. Ada yang jawabannya lucu, dia menjawab "Saya mengajinya rutin, tapi terpaksa loh!" (hehe..namanya juga anak-anak)Pada adik-adik yang tidak bisa mengaji, saya menanyakan apakah mereka benar-benar tidak bisa mengaji atau masih mengaji IQRA? Ada yang menjawab, dulu sudah mengaji memang sampai Al Qur'an tetapi sudah lamaaa tidak mengaji lagi (deg! astaghfirullah). Ada pula yang menjawab, saya tidak pernah diajari sama mama (deg (lagi)! Astaghfirullah). Ya Allah... semoga orang tua mereka tersadar akan kewajiban orang tua dalam mendidik agama anak-anaknya dan semoga kelak nanti saat aku menjadi seorang ibu (aamiin), aku bisa menjalankan amanah Allah dengan sebaik-baiknya. Aku pun berusaha memotivasi mereka untuk rajin mengaji.
Kelompok ketiga usia lebih dari 12 tahun, dihandle oleh Mbak Ima dan beberapa adik-adik yang sudah besar. Di kelompok ini, mereka belajar tajwid dengan lebih serius dan mendalam.

Setelah satu jam kita belajar Al Qur'an, anak-anak dipersilakan berkreasi membuat kaligrafi. Hasilnya... masya Allah, keren-keren. Anak-anak memang luar biasa ketika diberikan ruang untuk berinovasi. Ada anak-anak yang menggambar hanya dengan berbekal pensil, ada pula yang memakai spidol warna-warni kumplit.

Saat jam menunjukkan pukul 21.30, anak-anak dipersilakan untuk wudlu sebagai persiapan sholat maghrib, lalu segera bersama-sama kita berjalan ke ruang bawah aula untuk menikmati takjil.

Allohu Akbar...Allohu Akbar... Alhamdulillah adzan berkumandang saat jam menunjukkan pukul 21.45. Jempol besar buat adik-adik yang sudah kuat berpuasa sekitar 18 jam, moga tambah sholeh-sholehah. Setelah menikmati takjil, kita menuju aula atas untuk sholat maghrib berjama'ah. Baru setelah itu, kita menikmati makan malam yang telah disediakan. TOP banget deh untuk tim konsumsi...nikmaat skali hidangannya, mabruk!

Saat masuk waktu Isya, kami pun bersiap untuk melaksanakan sholat Isya dan sholat tarawih berjama'ah. Nikmaaat sekali bisa berjama'ah seperti ini. Yang skali lagi membuat salut adalah adik-adik pun masih "bertahan" bahkan suka cita karena bersama-sama teman-temannya, adik-adik yang sudah kecil sebagian sudah terkapar tak berdaya...hehe.

Usai sholat tarawih, jam sudah menunjukkan hampir pukul 1 lewat tengah malam. Apakah anak-anak mengantuk? Jawabannya adalah tentu tidaaak..hehe Saat adik-adik saya intip di kamarnya masing-masing, sebagian besar berkata bahwa mereka akan begadang, tidurnya ba'da shubuh saja. Hmm... ya juga sih, jam 02.30 nanti mereka memang sudah harus bangun lagi untuk makan sahur. Ya sudahlah...asal mereka tidak mengganggu teman-temannya yang lain. Saya sendiri? setelah bebersih diri dan ngobrol sebentar dengan beberapa ibu-ibu, saya tidur meski cuma sejam saja.

Tepat jam 02.30 saya terbangun, ambil air wudlu dan mengintip ruang tidur anak-anak dan mengingatkan mereka untuk segera ke aula bawah untuk makan sahur. Saya sendiri menyusul usai sholat tahajud. Ba'da shubuh, kita mendapat siraman rohani alias kultum dari salah satu sesepuh KPMI, yakni Mang Elan. Beliau mengingatkan kita semua tentang pentingnya sholat berjama'ah.

Usai shubuh, sebagian besar jama'ah langsung bersiap untuk...berlayar ke pulau kapuk. Bisa dimaklumi lah karena semalam tidurnya sangat kurang atau bahkan sebagian tidak tidur. Saya dan mbak Ima punya ide untuk tadarusan dengan para remaja putri sekaligus berdiskusi tentang masalah "wanita". Alhamdulillah.. gayung bersambut, adik-adik bersedia meski (sejujurnya) mata mereka sudah lima watt. Setelah bergiliran tilawah, kami berdiskusi tentang thaharah dan haid. Alhamdulillah diskusi berlangsung seru. Diskusi yang singkat dan bermanfaat. Setelah itu peserta dipersilakan istirahat.

Pukul 9 pagi adik-adik dibangunin dan dipersilakan bersih diri, setelah itu acara dilanjutkan dengan "nobar" alias nonton bareng. Kak Andi memutarkan beberapa film yang bisa diambil hikmahnya dan beliau juga menyampaikan tausyiahnya yang cukup menarik tentang "The 9".

Apakah The 9 itu adalah Shalat, Bersedekah, Baca Qur'an, Belajar, Berdzikir, Berdo'a, Berlomba-lomba dalam kebaikan, Berkreasi dan Berolah-raga. Semua kebaikan-kebaikan itu yang harus dibiasakan oleh seorang anak muslim.

Alhamdulillah pesantren keluarga yang cukup kilat ini diakhiri sekitar pukul 11 CET. Acara ini ditutup dengan penyerahan piagam untuk peserta dan kesan-pesan. Intinya, semua peserta dan panitia senang. See u next year, in syaa Allah. Semoga acara ini membawa keberkahan...aamiin

 ini nih foto keluarganya...ceriaaa!

Geen opmerkingen:

Een reactie posten