Tak terasa setahun sudah aku menjadi yatim
Abah, hari ini kami yang mencintaimu duduk bersama
duduk bersama untuk mendo'akanmu
kembali...suasana kembali haru seperti baru dirundung duka
Meskpun saat ini aku jauh dari tempat kau dikebumikan
aku juga mendo'akanmu Abah...
Semoga sampai do'aku, do'a kami
Semoga Allah melapangkan kuburmu
Semoga Allah memberi kesempatan pada kami untuk berbekal...menyiapkan bekal kematian
----
berikut saya share kembali Note-ku di saat Abah tiada...
Semoga qt semua bisa mengambil hikmahnya...
Nasehat kematian
28 Februari 2011.
"innalillahi wa inna ilaihi roji'un... Smuga amal ibadah abah diterima ALLAH..." begitu kabar pertama yang kuterima dari kakak iparku. Serasa mimpi...
Langsung saja kutelpon ummi, dan...begitu tahu aku yang menelpon, ummi dengan lembut berkata, "maafin Abah ya, Nduk..". Ya Allah...ummi tegar sekali....
baru 3 hari yang lalu, Abah genap berusia 62 tahun...
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un...
ternyata aku tidak sedang bermimpi. Abah telah pergi untuk selama-lamanya...
Masih lekat dalam ingatanku,
Abah yang harus begadang untuk membuatkanku pakaian "ayam-ayaman" dari kemucing...padahal aku hanya memakainya beberapa menit saja dalam sebuah peragaan busana TK...
Abah yang membelikanku bubur ayam atau roti goreng...sebagai teman belajar di pagi buta...dulu saat aku duduk di bangku SD...
Abah yang mengajariku ceramah untuk suatu perlombaan di SMP...sampai akhirnya aku juara I dan sejak saat itu, aku pun mulai berani tampil berbicara di depan umum...
Abah yang mengajariku untuk menjadi wanita yang kreatif dan memiliki ketrampilan...seperti menghias seserahan, hingga kemudian aku mendapatkan beberapa pesanan...
Abah yang mengajariku untuk menjadi wanita yang bisa masak, yang men-trainingku dengan mengajak membuat nasi goreng atau mie sayur andalannya...
Abah yang mengajariku untuk menjaga diri dengan memperhatikan apa yang aku pakai. Beliau tak pernah rela aku memakai pakaian pendek (baca: pakaian dengan aurat terbuka), bahkan sejak aku belum baligh...
Abah yang selalu setia untuk menjadi teman diskusi, meski sampai larut malam...
Abah yang mendukung untuk melakukan berbagai aktivitas, organisasi, kegiatan sosial-keagamaan, yang ini...sepertinya aku mewarisi dari beliau...
hingga...Abah yang telah menikahkanku dengan seorang lelaki sholeh...seperti harapannya....
dan...aku juga masih ingat akan pesan beliau sebelum aku berangkat ke Belgia untuk menyusul suamiku dan setiap kali aku telpon...."jaga diri baik-baik ya Nduk, jangan lupa ibadahnya..."
Ya, begitu banyak kenangan indah-ku bersama Abah...
Sedih! tidak bisa dipungkiri ada perasaan sedih yang menggelayut di hatiku...tetapi, dengan kebesaran hati dan do'a serta dukungan semuanya, Alhamdulillah...kami bisa menerima takdir ini... Apalagi, bukankah bagi orang beriman, kematian adalah sesuatu yang dinanti? karena berarti ia segera akan menikmati "jamuan" dari Allah dan bisa juga berarti di"selamatkan"nya dari keburukan/kemudharat-an...
Hal yang membuat dada ini terasa sesak adalah penyesalan...Penyesalan karena belum bisa menunaikan baktiku pada beliau. memang, tak kan pernah kita mampu membalas kebaikan kedua orang tua kita...tapi, ya...Aku pun berserah diri dan (kembali) menguatkan azzam untuk menyempurnakan baktiku pada orang tua...yang kini telah tiada, dan juga kepada beliau-beliau yang masih hidup. Masih ada ummi, bapak (mertua) dan ibu (mertua)...
semoga Allah masih memberi kesempatan dan membimbingku untuk menjadi anak yang sholehah...
Saudara, sahabat, teman dan handai taulanku, semoga ini juga bisa menjadi pengingat bagi kita agar kita terus menyiapkan "bekal" dengan memperbanyak amal kebajikan. Kita semua milik Allah dan akan kembali kepada-Nya.
Mungkin, inilah maksud ungkapan Imam Ghazali ketika menafsirkan surah Al-Qashash ayat 77, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) dunia…” dengan menyebut, “Ad-Dun-ya mazra’atul akhirah.” (Dunia adalah ladang buat akhirat)
Dan juga, semoga ini menjadi pengingat kita agar terus berusaha bersyukur dan berbuat baik pada kedua orang tua kita sebagaimana yang telah Allah perintahkan.
"Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua Ibu Bapak". (An Nisa’ : 36).
Teriring do'a
Allohummagh firlahu warhamhu wa'afihi wa'fu 'anhu, Allohumma laa takhrimna ajrohu wa laa taftinna ba'dahu waghfirlana walahu...
Semoga Allah melapangkan kuburnya, mengampuni segala khilafnya dan menerima amal ibadahnya...
Semoga Allah memberi kekuatan dan kesabaran kepada kami yang ditinggalkan...
Saudara, sahabat, teman dan handai taulanku... Mohon dimaafkan pula jika Abah pernah berbuat khilaf, baik yang disengaja maupun tidak, mohon diikhlaskan semuanya...insya Allah, yang demikian itu akan melapangkan jalan kuburnya...
kami mengucapkan jazakumullohu khoiron katsir atas do'a, perhatian, dan dukungannya. Semoga Allah mencatatnya sebagai amal kebajikan. Amin ya robbal 'alamiin...
-----
Alhamdulillah, bersyukur pada-Nya...kemarin (18022012) diberikan kesempatan untuk bisa mengikuti acara haul I Abah tercinta. Serasa ikut hadir di sana, bersama ratusan orang yang duduk bersama mengingat-Nya.
Alhamdulillah, berkesempatan juga bersilaturrahmi, berbincang dengan saudara yang telah lama tak jumpa. Serasa menjadi obat rindu...rindu pada orang-orang tercinta.
Meski semua itu hanya melalui sambungan internet...semoga tidak berkurang keberkahannya...
Amien
Leuven, 19022012
Geen opmerkingen:
Een reactie posten