maandag 25 juli 2011

Ramadhan, JANGAN hanya FOKUS pada ibadah PUASA !


Ramadhan sebentar lagi...tinggal menghitung hari...Semoga Allah sampaikan kita di bulan yang mulia ini.

Hmm, apa yang bisa kita persiapkan? Salah satu hal yang bisa dikerjakan adalah berusaha menimba ilmu seputar Ramadhan, seperti yang saya lakukan beberapa waktu yang lalu. Saya mendengarkan kajian "Tarhib Ramadhan" (menyambut Ramadhan) di radiopengajian.com. Kajian kali ini diisi oleh Ust. Hilman Rosyad Syihab.

Nah, terinspirasi dari tausyiah tersebut, saya ingin kembali mengingatkan kita, khususnya diri saya sendiri...
Ramadhan karim...

Teori vs Realita Ramadhan

1. Ramadhan adalah saat untuk mempersedikit makan. Bagaimana tidak? Waktu yang tersedia untuk makan bagi orang yang berpuasa sangatlah singkat, hanya mulai beduk Maghrib (saat buka) sampai waktu subuh.
--Apalagi, saat berpuasa di musim panas, seperti yang akan saya alami. Berdasarkan jadwal puasa yang sudah saya lihat di islamicfinder, umat Islam di belgia dan sekitarnya, harus berpuasa selama 18-19 jam. Berarti waktu makan hanya 5-6 jam, itu pun dikurangi dengan alokasi ibadah yang lain (seperti sholat wajib, sholat tarawih, qiyamul lail) dan alokasi tidur malam. Jadi memang sangat singkat. --
Tetapi, realitanya adalah Ramadhan identik dengan bulan makan. Di saat bulan Ramadhan akan banyak sekali tambahan menu makanan (budget belanja ibu2 bagaimana saat Ramadhan? lebih besar atau lebih kecil dari biasanya?). Banyak juga para penjaja makanan yang menjual beraneka menu berbuka, misalnya. Memang, terkadang sebagian ibu merasa hal ini bertujuan untuk meng-istimewa-kan Ramadhan. Yah, sebenarnya ga masalah juga sih... Asal tidak berlebihan. Jika (terlalu) banyak makanan yang tersedia, maka salah satu hikmah berpuasa, -yakni untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang yang tidak punya-, akan sulit tercapai.

2. Ramadhan adalah bulan peningkatan amal ibadah. Sebagaimana kita telah sama-sama mengetaui bahwa Ramadhan adalah bulan yang mulia dan penuh berkah, dimana Allah pun menjanjikan akan melipat-gandakan pahala.
Namun, apa realitanya? Ramadhan lebih identik dengan bulan main-main, tidak produktif, santai-santai. Yang semula tidak biasa tidur sang, jadi tidur siang, dengan alasan agar tidak terasa lapar. Kalau mungkin buat anak-anak sih bisa dimaklumi, tetapi kalau untuk orang dewasa? Bahkan sebagian orang juga merasa bahwa tidurnya orang yang berpuasa itu juga ibadah. Padahal hadits tentang hal ini, kurang kuat...maksudnya tidak bisa dijadikan pedoman. Menurut saya, kalaupun hadits-nya itu shoheh, bukankah akan lebih bijak jika dipahami dengan sebaliknya. Tidurnya saja berpahala, apalagi kalau kita melakukan amal ibadah atau bekerja. Tentu pahala dan kemanfaatannya lebih besar.

Dari uraian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa ternyata realita Ramadhan masih belum sesuai dengan yang sebaiknya. Hmm...mengapa bisa demikian? Ustadz Hilman menyebutkan bahwa penyebabnya adalah karena kita lebih fokus pada ibadah puasa saat bulan Ramadhan. Oh ya? karena memperbanyak makan dan mengurangi aktivitas itu adalah bentuk perhatian untuk kondisi fisik (baca : ibadah puasa).

Emang salah ya yang demikian itu?... (lanjutkan bacanya ya...:-))

Mengapa kita sebaiknya TIDAK hanya FOKUS pada PUASA saja?

Puasa adalah ibadah yg “biasa” saja. Maksudnya, tidak harus memiliki suatu tingkat keilmuan tertentu, terkait tata cara pelaksanaannya. Cukup menahan hawa nafsu syahwat dan perut, mulai dari shubuh hingga maghrib. Pelaksanaannya pun dipermudah oleh Allah. Saat Ramadhan, setan dibelenggu. Belum lagi acara TV/ radio yang banyak menyajikan acara yang Islami, seperti siraman rohani. Masjid-masjid pun tampak semarak dengan berbagai aktivitasnya. Ya kan? Anak-anak kecil yang sudah dilatih puasa pun bisa melaksanakan puasa dengan mudah. Bandingkan saja dengan sholat, yang 5 kali sehari, banyak orang yang merasakan sulit dan berat untuk melaksanakannya, sekalipun orang dewasa.

Allah SWT berjanji akan memberikan balasan/pahala atas suatu ibadah sesuai tingkat kesulitannya. Berarti, jika puasa itu tidak terlalu susah, maka pahalanya tidak banyak kan?

So, what?

1.     Paradigma harus diubah!
2.     Pahami beberapa konsep (Fiqh Shiyam), diantaranya adalah: kita tahu bahwa kewajiban shoum di Al Qur’an (QS Al Baqarah 185), definisi shoum (shiyam/puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa (syahwat perut dan farji') mulai dari terbitnya fajar/shubuh hingga terbenamnya matahari/maghrib), apa saja yg membatalkan puasa (syahwat perut, syahwat farji’), siapa saja yang diwajibkan berpuasa (sehat, mukim, akil baligh, muslim, mampu), siapa yg diperbolehkan berbuka (org sakit, tua, pekerja kasar, ),
3.      Karena puasa adalah ibadah yg mudah, maka Fokuskan juga Ramadhan ini pada ibadah pendukungnya, meliputi: Sahur, ifthor, QL, tilawah, dzikir dan doa, ZIS, amalan malam, I’tikaf, mencari lailatul qadar.

Semoga KITA bisa meng-HIAS-i Ramadhan kali ini, dengan berbagai IBADAH yang IKHLAS, sehingga keberkahan dan keutamaannya pun akan dapat kita raih. Amin y arobbal 'alamin.

sumber gambar :  http://gratuite-carte.com/

Geen opmerkingen:

Een reactie posten