Dear all,
Sejak kemarin-kemarin saya sempat beberapa kali melihat siaran live haji melalui youtube. Selain karena penasaran dengan "kenikmatan" ibadah haji seperti diceritakan orang-orang sepulang menunaikan ibadah haji, aku juga ingin ikut merasakan suasana di sana. Tidak bisa dipungkiri, ada kerinduan di hati ini...semoga Allah memberi kemudahan pada kami dalam menggenapkan ikhtiar kami untuk menunaikan ibadah haji ini di tahun mendatang.
Subhanalloh...entah berasal dari mana rasa ini, syahdu, haru bercampur "merinding", menyaksikan orang-orang yang melaksanakan tawaf (mengelilingi ka'bah) sambil membaca kalimat talbiyah, sholat berjama'ah di Masjidil Haram, berdo'a samapai mencucurkan air mata, tilawah al Qur'an dan berbagai aktivitas ibadah yang semapt tertangkap kamera. Terselip lagi, sebuah harapan...agar kami pun berkesempatan menikmati jamuan Allah ini.
Hari Arafah, 9 Dzulhijjah
Tibalah hari ini hari Arafah dimana jamaah haji melaksanakan salah satu rukun haji, yaitu wukuf di Arafah. Ingin sebenarnya menyaksikan bagaimana gambaran situasi di Padang Arafah lewat siaran live tersebut, tetapi sayang kesempatan ini terlewatkan karena saya ada keperluan ke luar rumah. Sesampainya di rumah pun langsung sibuk mempersiapkan sajian buka puasa.
Ngomong-ngomong tentang puasa, puasa Arafah ini adalah salah satu puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah, bagi umat Islam yang sedang tidak menjalankan ibadah haji. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang berbunyi:
عن أبي قتادة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قالَ : سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ؟ فَقَالَ: “يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
Dari Abu Qatadah RA berkata, Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari ‘Arafah? Rasul saw menjawab, ”Menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR Muslim)
"Barangsiapa menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, niscaya ia akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun." (HR. Ahmad dan An-Nasai serta dinyatakan shahih oleh Al-Albani)Allahu Akbar - Allahu Akbar - Allahu Akbar
Laa Ilaaha Illallahu Allahu Akbar
Allahu Akbar walillaahilhamd...
dan menyiapkan makanan untuk kemudian dibawa ke masjid sebagai suguhan bagi mereka yang mengikuti takbir keliling (ini kebiasaan warga di daerah kami, untuk membawa makanan ke masjid agar bisa dijadikan suguhan bagi orang-orang setelah bertakbir keliling). Abah dan kakak saya pun sibuk membantu pelaksanaan takbir keliling dan persiapan sholat Ied esok hari.
Lantas kemana suamiku? Sejak beberapa bulan yang lalu suamiku berangkat ke Belgia untuk melanjutkan srudi S2. Ini Lebaran keduaku (setelah Idul Fitri kemarin) tanpanya. Tidak mudah memang... di saat yang seharusnya berbahagia bersama, kami harus terpisahkan jarak dan waktu. Meski kami selalu menghibur diri, bahwa insya Allah...Allah akan kembali menyatukan kita. Dan Alhamdulillah, komunikasi kami pun juga terbilang cukup lancar. Dalam sehari ini saja, suami sudah menelpon lebih dari sekali...duh, senengnyaaa, Alhamdulillah. Bersyukur aku mempunyai keluarga yang selalu menghibur dan tidak membiarkan aku larut dalam kesedihan LDR. Insya Allah pasti ada hikmahnya...
Kesibukanku aktif di organisasi dan lembaga sosial pun membuatku agak terhibur. Saat lebaran Haji ini pun aku kembali disibukkan menjadi salah satu panitia qurban. Menjadi panitia, ternyata tidak hanya sibuk saat hari -H- untuk membungkus-bungkus daging qurban yang akan dibagikan dan mendistribusikannya. Akan tetapi, sebelum hari -H- aku kebagian tugas juga untuk membantu menyusun data warga yang akan menerima bagian daging qurban, tentu kami priorotaskan mereka-mereka yang membutuhkan. Tapi subhanalloh, kelelahan itu seolah terbalas ketika melihat wajah-wajah penerima daging qurban itu tersenyum. Tentu aku tidak berharap semakin banyak orang yang tersenyum dalam kondisi seperti itu, yang artinya semakin banyak orang yang hidup berkekurangan. Tetapi, aku lebih berharap semakin banyak orang yang tersenyum ikhlas saat menyampaikan bahwa dia akan berkurban. Dan semoga aku menjadi salah satunya.
Aroma nasi uduk yang wangi...membuyarkan lamunanku. Kemudian aku pun mempersilakan suami dan para tamuku menikmati hidangan yang telah kupersiapkan. Alhamdulillah suasana makan malam terasa hangat dalam keakraban, diiringi sayup-sayup takbir dari laptop suamiku. Fabiayyi 'alaa irobbikumaa tukadzdzibaan.
وَعَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ أُمِرْنَا أَنْ نُخْرِجَ اَلْعَوَاتِقَ, وَالْحُيَّضَ فِي الْعِيدَيْنِ; يَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ اَلْمُسْلِمِينَ, وَيَعْتَزِلُ اَلْحُيَّضُ اَلْمُصَلَّى مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Ummi ‘Athiyah berkata, ”Kami diperintahkan agar wanita yang bersih dan yang sedang haidh keluar pada Dua Hari Raya, hadir menyaksikan kebaikan dan khutbah umat Islam dan orang yang berhaidh harus menjauhi tempat shalat.” (Muttafaqun ‘alaihi)
وَاذْكُرُواْ اللّهَ فِي أَيَّامٍ مَّعْدُودَاتٍ
“Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang.” (QS. Al-Baqarah). Para ulama sepakat bahwa beberapa hari berbilang adalah hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
Selamat hari raya Idul Adha 1432 H
Taqobbalallohu minna wa minkum
Mohon maaf lahir dan batin
Semoga kita bisa mengambil meneladani kesholehan, keikhlasan dan pengorbanan Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as.
Leuven, 5 November 2011/9 Dzulhijjah 1432 H
Geen opmerkingen:
Een reactie posten