dinsdag 15 januari 2013

Sa'id ibnul Musayyab

disampaikan oleh ust Roni Abdul Fatah
pada kajian Siroh Sahabat di MQ FM pada hari Selasa, 15 Januari 2013

Beliau dilahirkan di zaman kekhalifahan Umar ra. Beliau mendapat julukan sebagai kibar at tabi'in / pemimpin para Tabi'in. Tabi'in adalah generasi yang tidak berjumpa nabi SAW tapi berjumpa dengan para sahabat. Sahabat Nabi yang hidup sezaman dengan beliau adalah khalifah Umar bin Khoththob ra, Utsman bin Affan ra, Ali bin Abi Thalib ra, Abu Hurairah ra, Aisyah ra, dan sebagainya. Beliau juga menimba ilmu pada para sahabat tersebut.

Karakter beliau adalah ahli beribadah, wara', qana'ah, mencintai sholat berjama'ah. Pada suatu ketika, beliau pernah menyampaikan, "aku tidak pernah meninggalkan sholat berjama'ah, shaf pertama, takbir imam yang pertama, selama 40 tahun". Masya Allah... sungguh luar biasa. Mengingat kita semua sudah tahu fadhilah dari sholat berjama'ah dan di awal waktu lagi. jadi...plus plus. Padahal beliau adalah seseorang yang aktivitasnya luar biasa, seorang ulama besar dan pedagang. Beliau berfatwa di saat para sahabat masih hidup. Hal ini menunjukkan ketinggian ilmunya. Umar bin abdul Aziz pun pernah berguru pada beliau. Beliau banyak pula meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah. Beliau ini tidak pernah meninggalkan majelis yang dibimbing Abu Hurairah. Abu Hurairah sendiri sangat menyayanginya, karena sudah tampak kecerdasan, kuat hafalannya dan kesholehannya, akhirnya beliau dinikahkan dengan putri Abu Hurairah. Beliau sudah hafal Al Qur'an pada usia 5-6 th.

Karakternya ini sesuai dengan namanya. Kata sa'id dalam bahasa Arab artinya bahagia, beliau merasa bahagia dalam keta'atan kepada Allah.

Beliau tidak hanya rajin menuntut ilmu, tetapi juga gemar mengamalkannya. Setiap 3 hari sekali beliau khatam Al Qur'an. Beliau hafal banyak hadits dan beliau pun mampu menafsirkan mimpi. Beliau org yg zuhud, hatinya dipenuhi urusan akhirat. "Rasulullah bersabda jika ada seseorang yang hatinya penuh dengan urusan akhirat, maka dunia akan datang kepadanya dengan bertekuk lutut".

Khalifah Abdul Malik bin Marwan pernah berusaha meminang putri Sa'id untuk putranya, tp ditolaknya. Sampai beliau dihukum cambuk karena khalifah merasa malu. Akhirnya Sa'id malah menikahkan putrinya dengan Abu Wada'ah. Abu Wada'ah ini adalah orang awam yang hidupnya berkekurangan, namun ia aktif hadir di majelis ilmunya.Sa'id ibnul Musayyab menolak pinangan putra khalifah Abdul Malik bin Marwan hanya karena tidak ingin putrinya tersilaukan dengan "dunia".

Masya Allah...semoga kita semua bisa meneladani sosok Sa'id ibnul Musayyab ini. aamiin

wallohu a'lam bish showab




Geen opmerkingen:

Een reactie posten